Mengenal Perbedaan Intoleransi Laktosa dan Alergi Susu

2 Maret 2021, 06:55 WIB
Ilustrasi susu. (Pixabay) /Pixabay

ZONA BANTEN – Sebagian orang mengenal intoleransi laktosa dan alergi susu itu sama.

Namun ternyata itu keliru.

Sebenarnya, intoleransi laktosa berbeda dengan alergi susu.

Meskipun keduanya berhubungan dengan reaksi tubuh terhadap susu, tapi keduanya merupakan hal yang berbeda.

Baca Juga: Bukan Kisah Sinetron! Kemenkes Malaysia Selidiki Kasus Bayi Tertukar

Alergi susu dapat menyebabkan efek pada bagian tubuh seperti gatal, bentol, bengkak, sesak nafas, muntah-muntah dan lainya.

Sedangkan intoleransi laktosa tidak menimbulkan efek tersebut.

Intoleransi laktosa akan menimbulkan efek pada sistem pencernaan seperti diare, mual, muntah, nyeri atau kram perut, kembung dan sering buang angin.

Baca Juga: Fenomena Langka di Bulan Maret 2021 ‘Bulan Cacing Penuh’ Akan Terjadi Pada Tanggal Ini, Bersiaplah!

Susu yang dimaksud disini adalah susu sapi, kambing atau domba beserta produk turunannya seperti keju

Lalu, siapa saja kah yang dapat terkena intoleransi laktosa?

Banyak situs kesehatan memperkirakan 65% - 70% penduduk dunia adalah seorang yang intoleransi laktosa atau tidak dapat dengan baik menerima susu atau produk susu (sapi, kambing atau domba).

Baca Juga: Greget! Biar Lebih Cepat Menangkap Penjahat, Polisi di Pakistan Pakai Sepatu Roda

Dengan gambaran kita dapat simpulkan bahwa 7 dari 10 orang bisa saja merupakan seorang yang intoleran terhadap susu.

Tapi jangan salah menyimpulkan dahulu.

Prosentse ini adalah presentase manusia diseluruh dunia.

Artikel ini sebelumnya telah dimuat di bagikanberita.com dengan judul Mengapa Sebagian Orang Tidak Bisa Minum Susu Sapi (Intoleransi Laktosa)

Baca Juga: Awal Bulan 2.098 Positif Covid-19, Update Corona DKI Jakarta Senin 1 Maret 2021

Faktanya, tiap etnik presentasenya berbeda beda.

Bangsa Eropa bagian utara seperti Swedia, Belanda dan Inggris memiliki presentase 5% penduduknya intoleransi laktosa.

Artinya,95% penduduknya dapat mengkonsumsi susu sapi tanpa merasakan efek apapun.

Beberapa etnik wilayah Asia dan Afrika dan penduduk asli Amerika bisa memiliki presentase hingga 100 %.

Baca Juga: Dituduh Lakukan Bullying, Agensi Choi Ye Bin Pemeran Ha Eun Byeol dalam The Penthouse Buka Suara

Yang artinya seluruh penduduknya memiliki gejala intoleransi laktosa.

Kemampuan mencerna susu ini dapat memiliki efek yang berbeda setiap orang dengan takaran yang berbeda pula.

Beberapa orang mungkin hanya akan merasakan sebagian dari efek itu, beberapa orang juga mungkin butuh takaran konsumsi lebih dari yang lainya untuk merasakan efek dari intoleransi itu.

Faktanya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka adalah seorang yang intoleran terhadap susu sapi dan produknya ini.

Baca Juga: Memperbaiki Disfungsi Ereksi! Salah Satu Manfaat Rahasia Ginseng, Yuk Dicoba

Intoleransi laktosa sebagai bukti evolusi manusia.

Meminum susu sapi dimulai ketika manusia mulai menjinakkan sapi ribuan tahun lalu.

Pada awalnya semua manusia tidak dapat mentoleransi susu sapi.

Baca Juga: Wow Hasilnya! Ahli Gizi Sebut Tiga Manfaat Konsumsi Tiga Telur Utuh Sehari

Kebiasaan meminun susu sapi selama ribuan tahun membuat perubahan pada gen alamiah kita hingga akhirnya sebagian dari kita dapat meminum susu sapi tanpa merasakan efeknya.

Penduduk Eropa Utara dan Tengah, Afrika Utara dan Timur Tengah mungkin adalah kelompok pertama yang mengembangkan toleransi terhadap susu sapi.

Sebab, di wilayah inilah diperkirakan manusia mulai menjinakan sapi.

Baca Juga: Proyek Revitalisasi Capai 30 Persen, Pedagang Ciputat Harap Anggaran 13 Miliar Tahap II Untuk Permodalan

Sedangkan kelompok masyarakat yang tidak mengenal budaya memelihara sapi seperti bangsa Indian di Amerika, dapat dipastikan intoleran terhadap susu sapi.

Bangsa Indonesia sendiri merupakan bangsa yang tidak memiliki budaya berternak sapi.

Ya, beberapa daerah mungkin memiliki budaya ini, namun bisa dikatakan belum terlalu lama.

Budaya berternak sapi diperkirakan masuk bersamaan dengan masuknya budaya India ke Indonesia.

Baca Juga: Super Ngeri dan Berbahaya, Ternyata Begini Cara Perawatan Medis di Zaman Kuno

Jika melihat sejarah, budaya India mulai mempengaruhi kita kurang lebih 2000 tahun lalu, sedangkan sapi sendiri mulai dijinakan 15.000 - 20.000 tahun lalu.

Yang artinya kita sedikit terlambat.

Belum lagi, meminum susu sapi bukan merupakan budaya kita.

Budaya minum susu sapi secara umum baru diperkenalkan bangsa Belanda saat masa penjajahan atau kurang lebih 500 tahun.

Baca Juga: Lindungi Konsumen Lewat UTTP, Ini Penjelasan Disperindag Tangerang Selatan

Sehingga dapat diperkirakan bahwa masyarakat kita memiliki kemungkinan intoleran yang sangat tinggi.

Namun kembali lagi, efek dari intoleransi laktosa ini berbeda tingkatanya pada setiap orang.

Juga, seiring waktu kita mulai beradaptasi dengan kebiasaan ini sehingga mungkin tidak akan merasakan efek yang terlalu signifikan.

Baca Juga: Hati-hati! Anjing Anda Tahu saat Anda Berbohong, Lho

Lalu, bagaimana dengan anda?

Apakah anda seorang yang intoleran atau toleran laktosa?***(Hendra Karunia/Bagikan Berita)

Editor: Yuliansyah

Sumber: Bagikan Berita PRMN

Tags

Terkini

Terpopuler