Baca Juga: Sinopsis K-Drama 'The Good Bad Mother', Tampilkan Lee Do Hyun yang Jadi Anak Kecil
Hari Raya Idul Fitri sendiri berpatokan pada penampakan bulan sabit baru, yang menandai berawalnya bulan Syawal. Bulan sabit itulah yang kemudian disebut dengan istilah Hilal.
Di berbagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim, pengamatan pada Hilal umumnya dilakukan melalui lembaga khusus.
Ini lantaran Hilal umumnya berbentuk bulan sabit yang sangat tipis, sehingga sangat mungkin untuk dikaburkan oeh awan.
Pengamatan Hilal umumnya dilakukan di hari ke-29 bulan Ramadhan, dengan patokan jika hilal terlihat maka Idul Fitri akan dilaksanakan di tanggal berikutnya.
Baca Juga: Sejarah Ketupat dan Filosofinya! Dari Abad ke 15 Bertahan Sampai Sekarang
Dalam mengamati Hilal sebenarnya ada dua metode yang biasa dilakukan untuk meningkatkan peluang penampakan bulan.
Yang pertama adalah dengan mengandalkan metode tradisional, atau kedua mengkombinasikannya dengan teknologi.
Metode pertama adalah metode yang mengandalkan kesaksian orang-orang tertentu. Biasanya saksi disini adalah saksi yang dipercaya memiliki pengetahuan lebih mengenai penampakan hilal.
Sedangkan metode kedua umumnya digunakan agar penilaian menjadi lebih akurat. Ini karena penggunaan teknologi setidaknya dapat mengatasi tantangan seperti masalah atmosfer atau lainnya.