Sinopsis Film Machine Gun Preacher, Aksi Baku Tembak di Bioskop Trans TV

- 7 Agustus 2020, 22:30 WIB
Trailler Machine Gun Preacher
Trailler Machine Gun Preacher /

ZONABANTEN.com - Film Machine Gun Preacher termasuk salah satu film ber-bujet besar dengan banyak adegan aksi baku tembak.

Dengan dana sekitar $ 30 juta, adalah wajar bila banyak kritisi berharap banyak dari film ini.

Untuk lagu tema, ada vokalis Sound Garden, almarhum Chris Cornell menyumbang suara di lagu The Keeper.

Baca Juga: Update Corona Indonesia Hari Jumat 7 Agustus 2020, Rekor Positif Baru Covid-19 Tambah 2,473

Nah, malam ini pukul 23.30 WIB, anda punya kesempatan untuk menyaksikan film ini secara tuntas.

Machine Gun Preacher yang tayang di bioskop Trans TV malam ini berkisah tentang Sam Childers (Gerard Butler) setelah pembebasannya dari penjara, mendapati istrinya melepaskan pekerjaannya sebagai penari erotis.

Awalnya marah terhadap keputusan istrinya, dia kembali menuju rutinitasnya berpesta memanfaatkan obatan seperti heroin ebrsama teman bikersnya Donnie.

Baca Juga: Denny Siregar Unggah Foto Spanduk Dirgahayu RI, Komentari Imam Besar FPI

Suatu malam berselisih terhadap Donnie, dia hampir saja membunuh gelandangan. Dai terguncang akan hal tersebut, dan lusa dia mengizinkan istrinya membujuknya pergi ke gereja, diamna dia baptis dan ditawari keselamatan. Sam mendapati pekerjaan stabil sebagai pekerja konstruksi dan memulai perusahaannya sendiri.

Dalam perjalanan misionaris ke Uganda membangun rumah untuk para pengungsi, dia meminta salah satu tentara SPLA (Sudan People's Liberation Army) mengawasi mereka menuju Sudan.

Tentara tersebut memperingatkan itu zona perang, namun desakan Sam mereka pun pergi.

Baca Juga: Spoiler One Piece 987 Yang Akan Rilis Senin 10 Agustus 2020 Malam

Saat tentara bergerak untuk berbicara beberapa orang, Sam diikat seorang dokter wanita untuk membantu mengangkat wanita Suan tanpa bibir menuju meja pemeriksaan. Malam tersebut saat mereka berbaring, mereka mendengar suara di luar, dan saat mereka melihat, Sam dan prajurit melihat sejumlah anak-anak Sudan berkerumun di sekitar di luar gedung untuk tidur.

Tentara memberi tahu bahwa orang tua mereka mengirim mereka agar tidur disini sebab disini lebih aman daripada di desa mereka. Sam membangunkan anak-anak mendapati sebanyak yang dia dapat tidur di kamar mereka.

Esok hari Sam dan prajurit mengikuti anak-anak kembali menuju desa mereka hanya untuk mendapati LRA (Lord's Resistance Army) telah membakarnya dan membunuh orang tua mereka.

Baca Juga: Disinyalir Lakukan Pungli Perparkiran, Bamus Tangsel: Audit Perusahaannya

Salah satu anak mengejar anjinya dan dibunuh ranjau darat yang tersembunyi. Pengalaman ini membuatnya trauma dan mengubah sifat Sam. Sam memutuskan membangun panti asuhan untuk anak-anak Sudan selatan. Setelah selesai, dia mulai berkhotbah di gereja, dan membantu teman lamanya Donnie, supaya sadar.

Dia segera kembali menuju Afrika walaupun ada oposisi vokal, membangun panti asuhan. LRA menyerang dan Sam lalu menghubungi ke rumah, memberi tahu istrinya apa yang terjadi dan dia menyerah.

Dia mengingatkannya anak-anak yatim telah melalui lebih buruk namun mereka belum menyerah, dan dia tidak boleh menyerah dan menjelaskan kepadanya membangun kembali panti asuhan. Usai panti asuhan dibangun kembali, Sam bersama teman-temannyad ari SPLA diserang oleh LRA.

Baca Juga: Daftar Harga HP Terbaru Awal Agustus 2020 - OPPO A9, Vivo Y12, Xiaomi Redmi Note 9 Pro

Usai berhasil mengusir mereka, mereka mencari daerah tersebut dan mendapati sekelompok besar anak-anak Sudan bersembunyi di parit. Sam memilih membawa anak-anak yang membutuhkan perhatian medis bersama dengan beberapa anak lain dalam perjalanan pertama mereka menuju panti asuhan.

Setelah kembali menuju tempat secepat mungkin, dia mendapati LRA membunuh membakar orang yagn dia tinggalkan. Sam kembali menuju Amerika tidak puas dan jengkel kurangnya uang untuk proyek itu. Dia merasa terputus dari komunitasnya, dai jijik terhadap penampilan berlebihan dan masalah keceil dari keluarga dan juga teman-temannya, serta sikap apatis mereka pada anak-anak Sudan.

Sam melangkah jauh mengabaikan keluarganya memukuli pengendara motor di bar sebab membuat komentar rasis mengenai anak-anak. Sementara, temannya Donnie merusak ketenangannya akhirnya tewas karena overdosis. Ini mendorong Sam lebih jauh dia menjual bisnisnya dan naik pesawat menuju Sudan.

Baca Juga: Secara Virtual, OJK Regional 7 Sosialisasikan Subsidi Bunga Untuk Kredit UMKM

Seorang bocah memberitahu Sam bahwa jika dia membiarkan kebencian yang membara di hatinya, perjuangan melawan ketidakadilan akan gagal. Sam juga menyalakan kembali keterikan emosioanl dengan keluarganya melalui telepon. Di hari selanjutnya dia terlibat terhadap kamp secara aktif. Dia pergi bersama SPLA dan menyelamatkan karavan penuh dengan anak-anak yang diculik LRA.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Sinopsis


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x