Pada tahun 595, 40 orang misionaris Roma dikirim oleh Paus Gregori untuk memperkenalkan Kitab Injil ke daerah Anglo Saxon.
Misionaris Roma tersebut kemudian mencoba memasukkan nilai-nilai kekristenan ke dalam tradisi yang ada di Anglo Saxon dengan harapan agar ajaran mereka lebih mudah diterima.
Seiring berjalannya waktu, bangsa di Anglo Saxon mulai mengenal dan mengikuti ajaran Yesus. Alhasil, perayaan Easter mengalami perubahan.
Penyembahan yang awalnya ditujukan kepada Dewi Eostre akhirnya diganti dengan penyembahan kepada Yesus untuk memperingati hari kebangkitannya.
Baca Juga: Jadwal Misa Minggu Paskah di Gereja Keuskupan Denpasar, Minggu 9 April 2023
Namun, simbol-simbol di perayaan sebelumnya seperti telur dan kelinci masih diadopsi oleh bangsa di Anglo Saxon.
Setelah itu, beberapa orang dari bangsa ini bermigrasi ke Amerika Serikat dan memperkenalkan tradisi Paskah tersebut di sana. Tradisi ini akhirnya menjadi populer dan semakin berkembang hingga ke berbagai negara.
Itulah alasan mengapa telur dan kelinci identik dengan Paskah dan mengapa hari Paskah dalam bahasa Inggris disebut Easter Day. Selamat hari Paskah untuk Anda yang merayakannya.***