Menjual Doujin Lebih Banyak Menghasilkan Uang Daripada Menerbitkan Manga Biasa, Benarkah?

- 23 Juli 2022, 19:24 WIB
Menjual Doujin Menghasilkan Lebih Banyak Uang Daripada Menerbitkan Manga Biasa, Benarkah?
Menjual Doujin Menghasilkan Lebih Banyak Uang Daripada Menerbitkan Manga Biasa, Benarkah? //Twitter @comiketofficial

ZONABANTEN.com - Para penggemar animanga tentunya tidak asing lagi dengan istilah doujin.

Walau sering dikaitkan dengan konotasi negatif, namun sebenarnya doujin tidak selalu menjurus ke arah demikian.

Secara harfiah, doujinshi atau doujin merupakan istilah untuk menyebut karya-karya yang dibuat dan diterbitkan sendiri. Biasanya karya tersebut berupa manga, novel, majalah, dan sebagainya.

Jenis karya doujinshi yang paling populer sejauh ini adalah manga atau komik.

Baca Juga: Miris! Meski Anime Mulai Banyak Diminati, Gaji Animator di Jepang Masih Tetap Rendah Karena Alasan ini

Doujin bisa memiliki genre yang bermacam-macam. Mulai dari yang slice of life hingga dewasa. Jadi, tidak semua doujinshi bersangkutpautan dengan hal-hal negatif, ya.

Kebanyakan doujinshi dibuat oleh para seniman atau artist amatir. Di mana mereka menggunakan karakter ciptaan sendiri atau berupa fan art dari anime dan manga yang sebelumnya telah beredar di pasaran. Jadi, bisa dibilang doujinshi ini hampir mirip dengan fan fiction. 

Membuat doujin biasa dilakukan sebagai hobi, atau untuk mencari uang dengan cara menjual hasil karyanya.

Di Indonesia, hasil karya doujinshi kerap dijual dalam berbagai event Jejepangan musiman, seperti Comic Frontier.

Pertanyaannya, benarkan menjual doujinshi bisa menghasilkan lebih banyak uang daripada menerbitkan manga biasa?

Baca Juga: Apakah Lolicon Sama Dengan Pedofilia? Berikut Penjelasannya

Salah satu artist asal Jepang, Ogino mengungkapkan bahwa sekarang menjual doujin bisa menghasilkan uang lebih ketimbang menerbitkan manga biasa di majalah.

Menurutnya, industri kreatif saat ini telah berubah. Terlihat dari semakin kuatnya situs-situs yang mendukung artist individu, seperti Tora no Ana, FANZA, DLsite, hingga layanan berlangganan berbayar seperti Fantia, PixivFANBOX, dan lainnya.

"Selama lima tahun terakhir, layanan yang mendukung kegiatan seniman individu telah ditingkatkan. Selain daripada situs penjualan  doujinshi tradisional seperti Toranoana dan Melon Books, atau penjualan online seperti FANZA dan DLsite. Kini ditambah dengan dukungan situs seperti Fantia dan pixivFANBOX. Sebagai hasil dari meningkatnya layanan permintaan berbayar seperti skeb, lingkungan kreatif telah berubah secara drastis," tulis Ogino melalui akun Twitter-nya (@gouranga_).

Tangkapan layar Twitter @gouranga_

Hal ini tidak begitu mengherankan. Karena beberapa waktu lalu, seorang animator mengungkapkan bila dirinya justru mendapat penghasilan lebih banyak dari membuat doujin ketimbang bekerja di industri anime.

Tweet Ogino tersebut langsung memancing perhatian pengguna Twitter lain. Salah satunya Seiichiro Hayakawa yang sebelumnya pernah bekerja di industri anime dan game.

Hayakawa mengatakan bahwa ada editor manga yang bahkan lebih memprioritaskan acara doujin ketimbang serialisasi manga yang dipegangnya.

Baca Juga: Sutradara Domee Shi Sebut 3 Anime Ini Sebagai Inspirasinya Dalam Pembuatan Turning Red, Apa Saja?

"Ini adalah sesuatu yang telah dikatakan sebelumnya. Salah satu editor meminta pada mangaka, "Saya memiliki acara doujin yang akan datang, jadi saya ingin istirahat dari serialisasi saya," lalu saya menegurnya, "Bukankah Anda harus memprioritaskan pekerjaan harian Anda?" Ketika saya menegurnya, dia memberi tahu saya bahwa penghasilan doujinnya dua digit lebih tinggi dari pekerjaan utamanya, dan saya diingatkan bahwa serialisasi adalah pekerjaan sampingan," tutur Hayakawa melalui akun Twitter-nya @hayakawaseiich2.

Beberapa artist lain pun membenarkan hal tersebut. Menurut mereka, uang yang didapat dari berjualan doujin jauh lebih banyak daripada yang dihasilkan dari menerbitkan manga baisa.

Melihat komentar para artist Jepang tentang hal ini, ada yang mengatakan, “Jika Anda melakukan ini untuk mencari nafkah, itu bukan lagi doujin, kita harus menyebutnya self-publishing, bukan doujin”.

Bagaimana menurut Anda?***

Temukan ragam informasi menarik seputar video game, film, dan animanga terbaru lainnya DI SINI.

Editor: Siti Fatimah Adri

Sumber: Twitter @gouranga_


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x