Apakah Atheis Sebuah Agama? Ini Penjelasannya

- 12 Maret 2022, 15:56 WIB
Apakah Atheis sebuah Agama?
Apakah Atheis sebuah Agama? /WikimediaImages/PIXABAY

ZONABANTEN.com - Atheis merupakan istilah yang sepertinya sudah dikenal oleh banyak orang. Tetapi meski begitu, nampaknya masih banyak yang belum memahami istilah ini.

Sebagian orang yang awam berpikir bahwa Atheis adalah sebuah paham yang tidak mempercayai adanya Tuhan, atau yang lainnya berkata sebuah kepercayaan mengenai ketiadaan Tuhan.

Apapun pernyataannya, nampaknya semua orang sepakat bahwa Atheis tidak seperti agama yang mempercayai keberadaan Tuhan.

Tetapi entah itu sebuah kepercayaan atau ketidakpercayaan, apakah Atheis dapat diklasifikasikan sebagai Agama?

 Baca Juga: 5 Hal Tentang Atheis yang Sering Disalahpahami oleh Kaum Religius

  1. Apakah Atheis adalah kepercayaan?

Menurut Atheists.org, Atheis bukanlah kepercayaan afirmatif yang jika menjelaskan ketiadaan Tuhan, juga menjelaskan tentang keyakinannya.

Atheis disini merupakan suatu penolakan terhadap pernyataan bahwa Tuhan itu ada. Sehingga Atheis seharusnya bukan ketidakpercayaan pada Tuhan, melainkan kurangnya kepercayaan kepada Tuhan.

Agama seharusnya adalah sebuah sistem yang mengolah keyakinan masyarakat. Tetapi karena tidak adanya keyakinan dalam paham ini, Atheis seharusnya tidak dapat diklasifikasikan ke dalam agama.

 

  1. Bagaimana dengan Buddha yang tidak memiliki konsep tentang ketuhanan?

Buddha adalah salah satu agama yang bersifat Ateistik. Tetapi bukan karena itu bersifat Ateistik, maka itu bisa diklasifikasikan sebagai Atheisme.

Jika dalam ungkapan lebih lucu, jika Atheis adalah agama, maka tidak mengumpulkan perangko adalah hobi.

Artinya, Atheis adalah perlawanan (keraguan) terhadap kepercayaan adanya Tuhan. Itu tidak akan terjadi jika suatu paham tidak mengenal konsep Tuhan di dalamnya.

Itu juga menjelaskan bahwa paham apapun yang memiliki kurangnya kepercayaan kepada Tuhan, maka dapat diklasifikasikan sebagai Atheis.

Jadi jika Anda adalah seorang humanis, pemikir bebas, cerdas, atau bahkan "Katolik budaya" yang pada akhirnya melemahkan posisi Tuhan, maka terimalah kenyataan bahwa Anda seorang Atheis.

Lalu bagaimanakah dengan Agnostik? Kebanyakan orang menganggap bahwa Agnostik adalah versi lemah dari Atheis, padahal ini merupakan pemahaman yang berbeda.

Atheisme adalah mengenai apa yang Anda yakini, sementara Agnostik mengenai apa yang Anda Ketahui.

 Baca Juga: Prediksi Tokyo Verdy vs Thespakusatsu Gunma, 13 Maret 2022, Pratama Arhan Masuk Susunan Line up Pemain?

  1. Apakah Setiap Orang yang Tidak Beragama Bisa disebut Sebagai Atheis?

Pew Research Center, membagi beberapa kategori orang tidak beragama menjadi Atheis, Agnostik, dan Tidak Terafiliasi (Non-Religius), tetapi itu hanyalah fungsi pemisahan identitas diri.

 

Non-Religius sendiri merupakan orang-orang yang memilih untuk tidak beragama, ataupun memiliki agama tetapi tidak menjalankannya secara religius (sekuler).

Dari seluruh orang non-religius, hanya 5% yang mengaku dirinya Atheis. Sementara 11% dari mereka menyatakan ketidakpercayaan pada Tuhan.

Meskipun tidak mengidentifikasikan diri sebagai Atheis, orang yang tidak percaya pada Keberadaan Tuhan tetap dapat diidentifikasikan sebagai Atheis.

 Baca Juga: Siapakah Raif Badawi yang Dipenjara 10 Tahun di Arab Saudi?

  1. Apakah Semua Atheis itu Sama?

Meskipun semua Atheis berlawanan dengan Agama, tetapi bukan berarti bahwa mereka itu sama. Satu-satunya benang merah yang menyatukan mereka semua adalah kurangnya kepercayaan kepada Tuhan.

Ini karena Atheis tidak memiliki sistem kepercayaan yang sama, kitab suci, ataupun seorang Paus Atheis.

Tidak adanya kepercayaan tunggal, menjadikan hal yang biasa jika adanya ketidak sepakatan terhadap suatu ide.

Ini karena Atheis tumbuh berdasarkan berbagai kondisi bentuk, warna, keyakinan, keyakinan, dan latar belakang.

***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: atheists.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah