Mengapa Sinetron Tetap Dicintai Meskipun Tidak Masuk Akal?

24 Mei 2023, 17:55 WIB
Ilustrasi salah satu adegan dalam sinetron /ANTV

ZONABANTEN.com - Sinetron sepertinya sudah menjadi tayangan yang umum dan wajib ada di televisi Indonesia.

Bagaimana tidak, sinetron yang telah menjadi tontonan gratis penduduk Indonesia ini, rupanya memiliki basis penggemar yang tidak sedikit.

Tak hanya dari kalangan wanita dan ibu-ibu saja, sinetron juga bahkan dicintai beberapa kalangan dari pria dan anak-anak.

Baca Juga: Terjun ke Dunia Politik, 5 Jurnalis di Banten Jadi Bacaleg Pemilu 2024

Meski seringkali memuat unsur yang tidak realistis, tetapi rupanya itu tak serta merta membuat penggemar sinetron berkurang.

Lantas mengapa orang-orang betah berlama-lama pada tontonan yang terkesan “tidak masuk akal” itu? Dilansir dari reelrundown.com, berikut penjelasannya:

 

  1. Tidak Realistis Tapi Menghibur

Bahaya disekitar pemeran utama yang tak kian membuatnya meninggal, kejahatan penjahat yang selalu luput, menjelaskan bagaimana sinetron berbanding terbalik dengan statistik kehidupan nyata.

Tetapi bagaimanapun, itu menghibur. Tontonan yang realistis cenderung membosankan. Bagaimana bisa kita tertarik pada tontonan yang terlihat seperti kehidupan nyata?

 Baca Juga: 5 Macam Rating Film dan Maknanya

  1. Isu Sensitif Menjadi Tema Andalan

Salah satu “zat adiktif” adalah isu sensitif. Perhatian masyarakat cenderung tertarik dengan hal-hal yang menyentuh moralitas mereka.

Misalnya isu perceraian, perselingkuhan, kekerasan rumah tangga, pernikahan beda status, perebutan harta, dan lain sebagainya.

 

  1. Sinetron Dapat Menjadi Escapism Bagi Penontonnya

Escapism adalah upaya pengalihan mental untuk lari dari kehidupan nyata yang membosankan. Umumnya manusia senang sekali menghilang ke dunia orang lain, meskipun dunia itu penuh konflik.

Realita bagaimanapun juga membosankan dan melelahkan. Dapat melupakan sejenak masalah hidup pribadi, setidaknya menjadi hal yang menyenangkan.

 Baca Juga: Erick Thohir Buka Suara Soal Kepastian Timnas Indonesia vs Argentina, Siap-Siap War Tiket

  1. Menyentuh Psikologis Wanita

Meski beberapa pria mungkin menyukai sinetron, tetapi sinema seperti ini umumnya lebih banyak mendapat perhatian dari kaum wanita.

Drama psikologis yang terdapat pada sinetron umumnya lebih menyentuh emosi wanita. Ini karena wanita umumnya lebih mudah berempati dari pada pria.

 

  1. Konflik Dibuat Related dengan Kenyataan Masyarakat

Meski hal yang tidak realistis dapat menarik perhatian, tetapi bagaimanapun masyarakat perlu mengerti mengenai konflik yang berlangsung.

Membuat sinetron dengan konflik yang related dengan kondisi sosial masyarakat, terkadang dapat membuat tontonan lebih mudah diterima.***

Editor: Christian Willy Kalumata

Sumber: reelrundown.com

Tags

Terkini

Terpopuler