Hilal Jadi Patokan Hari Raya Idul Fitri! Apa Itu dan Mengapa?

21 April 2023, 15:01 WIB
Ilustrasi penampakan Hilal yang jadi patokan Hari Raya Idul Fitri /Gambar oleh Pexels dari Pixabay

ZONABANTEN.com - Hilal merupakan istilah dan aktivitas yang umumnya sering ditemui saat menjelang hari raya Idul Fitri.

Pengamatan pada Hilal umumnya dilakukan untuk menentukan waktu kapan berakhirnya bulan Ramandhan dan dimulainya perayaan Idul Fitri.

Tetapi meskipun pengamatan Hilal selalu dilakukan setiap tahunnya, tetapi masih ada beberapa orang yang awam mengenai hal ini.

Lantas apa itu Hilal dan mengapa bisa menjadi penentu Hari Raya Idul Fitri?

Baca Juga: Berikut Daftar Trainee Boys Planet yang Lolos untuk Debut di ZEROBASEONE (ZB1)

Hari Raya Idul Fitri sendiri selalu jatuh pada tanggal 1 Syawal dalam persepsi kalender Hijriah. Tanggal itu selalu jatuh bertepatan ketikan berakhirnya bulan Ramadhan.

Berbicara mengenai kalender Hijriah, kalender yang umum digunakan umat Islam ini memiliki mekanisme sedikit berbeda dengan kalender Masehi.

Ini karena mekanisme kalender Hijriah sendiri berpatokan pada rotasi bulan, dan bukannya pada matahari.

Itu artinya pergantian bulan dalam persepsi kalender Hijriah sendiri bergantung pada penampakan bulan di langit.

Baca Juga: Sinopsis K-Drama 'The Good Bad Mother', Tampilkan Lee Do Hyun yang Jadi Anak Kecil

Hari Raya Idul Fitri sendiri berpatokan pada penampakan bulan sabit baru, yang menandai berawalnya bulan Syawal. Bulan sabit itulah yang kemudian disebut dengan istilah Hilal.

Di berbagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim, pengamatan pada Hilal umumnya dilakukan melalui lembaga khusus.

Ini lantaran Hilal umumnya berbentuk bulan sabit yang sangat tipis, sehingga sangat mungkin untuk dikaburkan oeh awan.

Pengamatan Hilal umumnya dilakukan di hari ke-29 bulan Ramadhan, dengan patokan jika hilal terlihat maka Idul Fitri akan dilaksanakan di tanggal berikutnya.

Baca Juga: Sejarah Ketupat dan Filosofinya! Dari Abad ke 15 Bertahan Sampai Sekarang

Dalam mengamati Hilal sebenarnya ada dua metode yang biasa dilakukan untuk meningkatkan peluang penampakan bulan.

Yang pertama adalah dengan mengandalkan metode tradisional, atau kedua mengkombinasikannya dengan teknologi.

Metode pertama adalah metode yang mengandalkan kesaksian orang-orang tertentu. Biasanya saksi disini adalah saksi yang dipercaya memiliki pengetahuan lebih mengenai penampakan hilal.

Sedangkan metode kedua umumnya digunakan agar penilaian menjadi lebih akurat. Ini karena penggunaan teknologi setidaknya dapat mengatasi tantangan seperti masalah atmosfer atau lainnya.

Pengamatan pada Hilal sebenarnya tak hanya berguna untuk menentukan Hari Raya Idul Fitri, tetapi juga digunakan untuk menentukan hari pertama Bulan Ramadhan.***

Editor: Christian Willy Kalumata

Sumber: Alarabiya News

Tags

Terkini

Terpopuler