Network
ZONABANTEN.com - Akademisi Universitas 17 Agustus (Untag) Jakarta, Fernando Emas berpendapat, Pilkada di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) diwarnai 'perang beking' para penguasa. Tiga bakal calon walikota dan wakil walikota yang mendaftarkan diri ke KPU, memiliki dukungan dari orang-orang yang berkuasa.
"Politik di Tangerang Selatan masih sangat dinamis. Untuk dapat mengukur tingkat kepercayaan masyarakat (terhadap petahana) sebelum dilaksanakannya pilkada dapat dilakukan hanya melalui survey. Karena calon lainnya juga didukung oleh orang kuat yang memiliki kekuasaan," kata Fernando Emas kepada ZONABANTEN.com (Pikiran Rakyat Media Network), Senin 14 September 2020.
Menurut Fernando, kasus yang menjerat suami Airin Rachmi Dyani, Tubagus Chaeri Wardana (TCW), tidak terlalu berpengaruh terhadap suara petahana, dalam hal ini Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan.
Baca Juga: Pengamat Nilai Dua Hal ini Bakal Turunkan Elektabilitas Petahana di Pilkada Tangsel
"Kalau masalah Alkes yang melibatkan Ratu Atut dan suami Airin (Wawan) dalam kasus tersebut, tidak akan terlalu berpengaruh terhadap Benyamin, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Walikota. Sebagaimana anak Ratu Atut (Andika Hazrumi), yang berhasil menduduki jabatan Wakil Gubernur Banten. Saat itu kasus sang ibu masih hangat di masyarakat," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin mensinyalir Kasus Alkes pada periode kepemimpinan Airin-Benyamin dapat mempengaruhi elektabilitas petahana.
Baca Juga: Jakarta PSBB Total, Transportasi Kembali Dibatasi
"Jika rakyat paham dan tahu kasus tersebut (Alkes dan Jebolnya Sheet Pile), tentu akan berdampak pada elektoral pasangan tersebut (Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan). Namun persoalannya, seberapa banyak masyarakat Tangsel yang tahu kedua kasus tersebut," kata Ujang Komarudin.***
