Biasanya soal memploting orang-orangnya menjadi kepala dinas dan lain sebagainya. Itu (kesepakatan) kalau koalisinya tidak pecah. Tetapi kalau Wali Kotanya 'main' sendiri biasanya wakilnya ditinggalkan. Makanya harus dilihat, koalisinya masih solid atau tidak gitu. Kalau masih solid mereka saling berbagi 'kapling' begitu loh," ujarnya.
Baca Juga: Berstandar Nasional, SDN Ciater 02 Kota Tangsel Dilengkapi Laboratorium IPA dan Bahasa
Menurutnya, sebagai daerah yang baru saja menggelar Pilkada, keduanya memiliki kepentingan dalam membawa 'gerbong' untuk mengisi jabatan-jabatan strategis di Kota yang memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) rata-rata diatas Rp.3 triliun tersebut.
"Kalau koalisi mereka sudah tidak solid mereka main sendiri-sendiri. Semua pemerintah di Indonesia, yang saya teliti, yang saya lihat ketika Wali Kota dan Wakilnya bertarung (rotasi/mutasi pejabat), yang menang Wali Kotanya," sambung Ujang.
***