Akui Siap PTM, Pendidik SD di Tangsel: Skema Belajar di Kelas Sudah Maksimal

- 13 Agustus 2021, 12:07 WIB
Sekolah SDN 04 Pondok Jagung Kota Tangsel
Sekolah SDN 04 Pondok Jagung Kota Tangsel /Ari

ZONABANTEN.com - Kepala Sekolah SDN 04 Pondok Jagung Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Asli Maryuli menyatakan, pihaknya telah mendesain persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Hal itu, kata Yuli panggilan akrabnya, sudah dilakukan pada saat wacana tatap muka pada awal tahun 2021 lalu.

"Kita bikin skema dan alur untuk penerapan tatap muka yang diwacanakan awal 2021 lalu. Bisa dilihat, kan ada alurnya (petunjuk panah), sampai sekarang udah rusak lagi, alur masuk alur keluar gerbang, di pintu masuk itu ada hand sanitizer, ada tisu. Guru-guru sudah siap, pengaturan jam sudah siap, seminggu anak dua kali masuk, sekali jam belajar adalah dua jam," kata Yuli saat ditemui diruang kerjanya, Jumat 13 Agustus 2021.

Yuli menyebut, rombongan belajar (Rombel) di SDN 04 Pondok Jagung sebanyak 13 rombel. Dengan total murid 305. Dengan data peserta didik tersebut, pihaknya membuat persiapan untuk dilakukan tatap muka secara shift. Nantinya, kelas pagi dan siang diharapkan dapat maksimal dalam memberikan pendidikan kurikulum dan karakter kepada para siswa.

Baca Juga: BIN Banten Segerakan Vaksinasi Guna Kejar PTM, Pengamat: Biar Gak Jadi 'Generasi Zombie'

"Ruangannya ada enam. Penerapannya harus di shift. Di kelas juga dibagi, gak semua masuk, delapan atau sepuluh siswa per kelasnya, rata-rata per kelas sekarang ada 25 siswa. Itu semua sudah disiapkan matang, ternyata Bulan Januari gagal PTM, Maret gagal, semakin kesini Covid-19 semakin naik, setelah Lebaran niatnya masukkan Bulan Juli, Juni naik angkanya (Covid-19), akhirnya tidak jadi lagi, persiapan sekolah sudah siap semua," tegas Yuli.

Pihaknya pun telah melakukan survei melalui selebaran yang dibagikan untuk wali atau orang tua siswa. Yuli mengungkapkan, mayoritas orang tua murid setuju dengan PTM, melalui Protokol Kesehatan (Prokes) yang ketat. Mereka (orang tua siswa), ujarnya lagi, bahkan meminta pendampingan dari satuan tugas (Satgas) Covid-19, agar penerapan prokes dapat berjalan maksimal.

"Pada setuju gelar PTM. Alasannya kuota internet kalau daring kan banyak makan kuota. Kedua, waktu orang tua tersita mendampingi anak dalam belajar, ketiga kalau orang tua itu mampu mengajari dan kalau orang tua mampu mendampingi siswa itu keluhan dari orang tua siswa," ungkap Yuli.

Baca Juga: Minta Validasi Data, Dinkes Tangsel: Kematian di Rumah Sakit Belum Tentu Covid-19

"Kuota internet Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Itu awal-awal saja. Sebulan atau dua bulan saja, itu juga tidak dirasakan oleh seluruh siswa, apakah orang tua tidak tahu dapet atau tidaknya. Guru dan siswa dulu pernah dapat tapi sekarang tidak pernah dapat," tambah Yuli.

Halaman:

Editor: Ari Kristianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x