Jumlah Nakes Dalam Vaksinasi Disebut Kurang, Dokter Spesialis Premier Bintaro: Kami Siap Secara Sukarela

- 8 Agustus 2021, 16:22 WIB
Dokter Spesialis Anastesi dan Konsultan Intensif Care Unit Rumah Sakit (RS) Premier Bintaro dr. Dwi Pantja Wibowo
Dokter Spesialis Anastesi dan Konsultan Intensif Care Unit Rumah Sakit (RS) Premier Bintaro dr. Dwi Pantja Wibowo /IG @dwipantjawibowo

ZONABANTEN.com - Dokter Spesialis Anastesi dan Konsultan Intensif Care Unit Rumah Sakit (RS) Premier Bintaro dr. Dwi Pantja Wibowo mengaku siap membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) dalam proses vaksinasi, secara sukarela.

Meski, kata pria yang akrab disapa dr. Pantja tersebut, hingga kini Pemkot Tangsel belum memberikan informasi formal soal bantuan tenaga kesehatan (nakes) dari RS Premier Bintaro, dalam hal percepatan vaksinasi.

"Secara formal (meminta bantuan ke RS Premier Bintaro) tidak pernah, malah kita yang mengajukan diri. Menurut saya, kelemahan dari sistem pendistribusian vaksin, seharusnya terbuka aja. Siapapun yang ingin membantu, silahkan. Daripada hanya didrop di Dinas Kesehatan (Dinkes). Saya juga tidak tahu, apakah ada regulasi atau ketakutan, kalau vaksin ini nantinya disalahgunakan," kata dr. Pantja kepada wartawan, ditulis Minggu 8 Agustus 2021.

Baca Juga: Targetkan 10 Ribu Lebih Nakes, Pemkot Tangerang Gelar Vaksinasi Booster Serentak

dr. Pantja berharap, dalam program vaksinasi yang saat ini digelar pemerintah, agar dapat disederhanakan dalam pengaplikasiannya. Menurutnya, sebagai bentuk pencegahan penyebaran Covid-19, penggunaan nama lengkap, tanggal lahir dan alamat para peserta dalam proses vaksinasi, sudah cukup mewakili data diri dalam pemberian vaksin.

"Program vaksinasi ini harus lebih cepat lagi. Menurut saya bisa disederhanakan prosesnya. Maksudnya begini, yang penting org divaksin terlebih dahulu, pendataannya itu bisa menyusul. Sebenarnya dengan pendataan yang sekarang, malah ada jebakan. Misalnya, saya memasukkan data Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang salah, bisa saja saya masukan punya orang kan," tutur dr. Pantja.

"Harus ada mekanisme yang lebih cepat, disederhanakan. Soalnya kalau kami di RS Premier Bintaro, bisa pakai dua data. Misalnya nama, tanggal lahir, nah itu sudah cukup. Biasanya dengan dua data itu, tidak akan bisa sama. Apalagi kalau ditambah nama ibu kandung si peserta vaksin, pasti lebih aman. Nah, proses-proses pendataan seperti itu, yang harus disederhanakan lagi," tegas dr. Pantja.

Baca Juga: Viral di Medsos Diduga Lakukan Pungli, Oknum Lurah Paninggilan Utara Dinonaktifkan

Sebelumnya, Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengaku proses vaksinasi sempat terhambat karena kurangnya nakes. Hal itu, membuat pihaknya membuka layanan Tangsel memanggil, guna percepatan proses vaksinasi yang ditargetkan, yakni 800 ribu warga di Kota Tangsel. Target tersebut, imbuh Benyamin, untuk mempercepat Tangsel bebas Covid-19.

Halaman:

Editor: Ari Kristianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x