ZONABANTEN.com – Anyer-Cinangka adalah kawasan wisata di Kabupaten Serang yang menjadi andalan Pemkab Serang untuk menambah pendapatan daerah.
Namun, kebersihan di kawasan wisata Anyer-Cinangka masih menjadi persoalan. Hal ini bahkan disinggung Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, yang mengaku kecewa pada warga setempat karena membuang sampah di sekitar kawasan tersebut.
“Ibu kecewa tadi di sekitar angkot (salah satu hotel di Anyer) ada yang buang sampah di pinggir jalan,” kata Bupati Serang saat menyampaikan kata sambutan di Festival Desa Wisata Cikolelet, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang.
Tatu merasa heran dengan sikap warga setempat yang masih membuang sampah seenaknya di sekitar kawasan wisata Anyer-Cinangka.
“Sekelas Anyer-Cinangka sudah jadi kebanggaan Kabupaten Serang, destinasi andalan Kabupaten Serang dan jadi sumber PAD Kabupaten Serang. Tapi kok ada masyarakat yang tidak bertanggung jawab,” ujarnya.
Baca Juga: Dinilai Tak Maju-Maju, Pembangunan di Kota Serang Disorot Tokoh Pendiri
Menurut Tatu, jika kawasan wisata Anyer-Cinangka maju, warga setempat pun seharusnya berpikiran maju. Contohnya seperti tidak membuang sampah sembarangan guna menjaga kebersihan di kawasan wisata tersebut.
“Dengan tamu datang, masyarakat bisa berjualan, atraksi, pentas, menghasilkan uang. Jadi, soal kebersihan, mohon Pak Kapolsek, Danramil, Babinsa, Babinkamtibmas, kencengin,” tuturnya.
Tatu bahkan berencana untuk memberikan sanksi kepada siapa pun yang membuang sampah sembarangan di sekitar kawasan wisata Anyer-Cinangka.
“Kalau perlu ada sanksi, kalau nggak gitu kita mau seperti apa? Daerah wisata masih ada sampah di pinggir jalan,” katanya.
Informasi ini juga bisa Anda baca di Kabar Banten dalam artikel berjudul Di Pembukaan Festival Desa Wisata Cikolelet, Bupati Sentil Soal Sampah di Pinggir Jalan Pantai Anyer-Cinangka.
Baca Juga: Beli Pil Koplo untuk Dijual Lagi, Pria Pengangguran di Kota Serang Ditangkap Polisi
Sementara itu, Tatu mengapresiasi keberhasilan Kepala Desa Cikolelet, Ojat Darojat, yang mampu mengembangkan desa wisata di daerahnya dengan baik.
Menurut Tatu, mengembangkan desa wisata bukanlah suatu hal yang mudah, karena ada berbagai persyaratan yang harus dipenuhi, salah satunya jalan menuju tempat wisata.
“Pemda sudah buka akses jalan ke penjuru desa. Di 326 desa sudah selesai, ini untuk menggerakkan ekonomi. Tahun kemarin fokus jalan itu salah satu yang wajib ada untuk jadi desa wisata,” ujarnya.*** (KabarBanten.com/Dindin Hasanudin)