HUT ke-30 Kota Tangerang: Ketahui Sejarah dan Asal Usul Nama Kota Tangerang

28 Februari 2023, 19:30 WIB
Sejarah nama Tangerang dalam rangka memperingati HUT ke-30 Kota Tangerang pada 28 Februari 2023 /tangerangkota.go.id

ZONABANTEN.com – HUT ke-30 Kota Tangerang, ketahui sejarah dan asal usul nama Kota Tangerang.

Pada 28 Februari 2023, Kota Tangerang merayakan hari jadinya yang ke-30. Tahun 1993, Kota Tangerang resmi dibentuk dan menjadi bagian dari Indonesia, khususnya di Provinsi Banten.

Sejarah Kota Tangerang diawali pada masa kolonialisme Belanda, di mana Sultan Banten mengangkat Tiga Aria atau Maulana, yang merupakan kerabat jauh Sultan dari Kerajaan Sumedang Larang bernama Yudhanegara, Wangsakara, dan Santika.

Mereka ditugaskan untuk membantu perekonomian Kesultanan Banten, dengan melakukan perlawanan terhadap VOC beserta praktik monopolinya.

Baca Juga: Jelang HUT ke 29 Kota Tangerang, Wakil Walikota Resmikan Proyek Pembangunan di Cipondoh 

Pada perjuangannya, ketiganya membangun benteng pertahanan, yang disebut daerah “Benteng” atau “Bentengan” oleh masyarakat sekitar.

Sebutan itu yang menjadi cikal bakal nama Kota Tangerang. Saat ini, “Bentengan” berada di beberapa titik di bawah permukaan air Sungai Cisadane yang semakin melebar.

Nama “Tangerang” berasal dari sebutan masyarakat terhadap bangunan tugu setinggi kira-kira 2,5 meter, yang didirikan Pangeran Soegiri, putra dari Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten.

Ia bersama masyarakat sekitar membangunnya pada tanggal 5 Sapar tahun Wawu (1654 Masehi), yang terletak kurang lebih 500 meter dari tepi barat Sungai Cisadane, tepatnya di Gardu Gede, atau yang sekarang disebut Kampung Gerendeng.

Tugu tersebut berfungsi sebagai pembatas atau penanda wilayah kekuasaan Kesultanan Banten di sebelah barat Sungai Cisadane, dengan wilayah yang dikuasai oleh VOC di sebelah timur.

Baca Juga: Sejarah Singkat Kota Tangerang Selatan, Daerah Otonom yang Dibentuk pada 2008

Berdasarkan fungsinya tersebut, masyarakat menyebut tugu dan daerah tersebut dengan sebutan “Tetengger” atau “Tanggeran”, yang artinya penanda.

Saat Tanggeran dikuasai penuh oleh Belanda, mereka merekrut warga pribumi dari Madura dan Makassar, yang di antaranya ditempatkan di sekitar wilayah benteng.

Tentara VOC yang berasal dari Makassar tidak mengenal huruf mati, dan terbiasa menyebut “Tangeran” menjadi “Tangerang”.

Kesalahan ejaan itulah yang menjadi nama Kota Tangerang, yang diwariskan dari generasi ke generasi, bahkan hingga sekarang.***

Editor: Dinda Indah Puspa Rini

Sumber: tangerangkota.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler