Tanggapi Penetapan Dirkeu Salah Satu BUMD Tangsel, Akademisi Muhammadiyah: Politik Bagi Kue

5 Oktober 2021, 15:10 WIB
Akademisi UMJ Dodi Prasetya Azhari //instagram/@bangdodipras

 

ZONABANTEN.com - Akademisi Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Dodi Prasetya Azhari menyebut penetapan Dian Yunita Dewi menjadi Direktur Keuangan (Dirkeu) di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menjadi polemik tersendiri.

Pasalnya, kata pria yang akrab disapa Dodi tersebut, Dian yang merupakan istri Fitron Nur Ikhsan, Wakil Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Banten, tampak seperti dipolitisasi. Terlebih, imbuh Dodi, dalam hal 'pembagian kue jabatan'.

"Didalam ketentuan Peraturan Pemerintah (PP) 54 tahun 2017 tentang BUMD pasal 38 dan Pasal 57 tidak memperbolehkan Dewan Pengawas dan Direksi merangkap pengurus partai politik (Parpol). PP ini progresif bagus dan itu untuk kepentingan publik. Oleh karena itu baik untuk dilaksanakan,"ujar Dodi kepada Zonabanten.com, Selasa 5 Oktober 2021.

Baca Juga: Disahkan Sekda Jadi Dirkeu BUMD Tangsel, Garrda: Terpilihnya Istri Petinggi Golkar Cacat Hukum

"Intinya harus dievaluasi dan ditertibkan. Pengurus Partai harus memilih, mau jadi pengurus Partai atau direktur, Kita berharap pengurus Parpol memberi contoh baik kepada masyarakat, yaitu tertib regulasi,"ucap Dodi.

Dodi menilai bahwa tidak layak politisi terlalu mendominasi jajaran pimpinan PT Pembangunan Investasi Tangerang Selatan (PITS). Menurutnya, saat ini keberadaan BUMD tersebut sepantasnya diisi oleh orang orang yang memiliki kapabilitas guna mendongkrak pendapatan.

"Penempatan orang-orang yang kapabel tentu akan mengangkat perusahaan ini. Sebaliknya, jika kedudukan pejabat pejabat di BUMD hanya didasari kepentingan politis, ujungnya hanya kepentingan bagi-bagi kue kekuasaan saja, hal ini tentu sangat kita sayangkan," tegas Dodi.

Dodi menambahkan, pengisian jabatan di BUMD yang dipolitisasi, akan menambah 'penyakit' tersendiri. Bahkan, maraknya pejabat partai politik (Parpol) yang tertangkap tangan oleh lembaga anti rasuah, membuktikan bahwa jabatan yang dipolitisasi akan berdampak terhadap pelayanan dan kepentingan.

Baca Juga: Dalami Bidang Baru, Istri Petinggi Golkar Banten Jadi Direktur Keuangan BUMD Tangsel

"Kalau kita melihat secara fair, biasanya beberapa hal yang jadi penyebab BUMD sakit antara lain akibat kurangnya integritas, disinyalir menjadi sarang Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), dan jabatan yang politisasi. Hal itu menyebabkan BUMD tidak bisa bersaing. Kenapa? Karena isinya hanya kepentingan golongan, dan jauh dari tujuan awal pembentukannya, yakni untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat," tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Pilar Saga Ichsan menyatakan, penunjukan Direktur Keuangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) oleh Wali Kota Benyamin Davnie, dimaksudkan agar Pemerintah Kota (Pemkot) mendapatkan pejabat terbaik dari yang terbaik.

"Kepala Daerah dan Pemkot Tangsel untuk yang menentukan. Kita cari yang terbaik dari yang terbaik. Alhamdulillah tadi saya mewakili Pak Wali Kota sudah diangkat satu orang direksi di PT PITS yang baru di Direktur Keuangan yaitu Bu Dian Yunita Dewi," kata Pilar Saga Ichsan kepada wartawan, Kamis 30 September 2021.

Baca Juga: Meski PAD 2022 Ditargetkan Naik, Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie Ungkap APBD Turun

Pilar yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa di PT. Pembangunan Investasi Tangerang Selatan (PITS) tersebut, menuturkan saat ini posisi Komisaris masih belum ditentukan.

"Insyaallah kalau Komisaris nanti menyusul, baru satu nama. Karena ini (Direktur Keuangan) posisi yang strategis BUMD ini (PT. PITS) jadi harus hati-hati betul, jadi orang-orangnya harus siap juga bekerja secara maksimal," tutur Pilar.

Editor: Ari Kristianto

Tags

Terkini

Terpopuler