Network
ZONABANTEN.com - Helm berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 (pasal 57) merupakan peranti wajib yang harus tersedia dan dipakai selama berkendara. Namun di jalanan masih terlalu banyak yang menganggap helm hanya sebagai aksesori. Padahal helm termasuk salah satu peranti utama perlindungan jiwa kendaraan roda dua.
Supaya lebih paham akan pentingnya konsistensi memakai helm selama berkendara motor berikut sejumlah panduannya sebagai disarikan dari pembicaran yang pernah dlakukan oleh Zona Banten bersama Johannes Cokrodiharjo, Direktur Marketing PT Darmapersadaraya Motor Industry (DMI):
1. STRUKTUR UTAMA SEBUAH HELM
- - Batok, perlindungan pertama pada tempurung kepala dari benturan pada kerikil atau benda keras lain saat kecelakaan.
- - Busa di interior, merupakan peredam kejut saat terjadi kecelakaan yang lebih hebat.
- - Perlu diingat, salah satu fokus perlindungan helm adalah keberadaan otak. Organ ini sangat lemah, sehingga sulit untuk dilindungi secara total jika terjadi benturan di kepala.
Baca Juga: Mulai Rabu 19 Agustus 2020, Kantor Samsat Jaktim Tutup Sementara Untuk Sterilisasi Gedung
2. BATAS KECEPATAN MAKSIMAL PERLINDUNGAN HELM
Pada dasarnya tak satupun produsen helm yang bisa mengklaim perlindungan total dari sebuah helm. Helm merupakan peranti yang meringankan cedera, bukan menghindarkan total dari potensi cedera. Tetapi, paling tidak, perlindungan maksimal sebuah helm akan bisa dicapai saat terjadi kecelakaan saat motor melaju di kecepatan maksimal 40 km/jam. Jaga kecepatan berkendara adalah langkah preventif lain yang patut diingat selalu.
3. PILIH HALF FACE ATAU FULL FACE?
Pilih helm itu “prepare for the worst”, kecelakaan tidak ada jadwalnya. Idealnya pakai yang full face karena perlindungannya atas kepala lebih total. Helm half face dibuat lebih karena unsur kenyamanan.
4. HARGA HELM BERBANDING LURUS MUTU PERLINDUNGANNYA?
