Petenis Serena Williams Tulis Esai Tentang Kisahnya yang Hampir Meninggal Setelah Melahirkan

- 7 April 2022, 13:56 WIB
Serena Williams, petenis profesional asal Amerika.
Serena Williams, petenis profesional asal Amerika. /Instagram.com/@serenawilliams

ZONABANTEN.com – Bintang petenis Amerika, Serena Williams bagikan perjuangannya yang hampir meninggal setelah melahirkan dalam sebuah esai untuk Elle pada Selasa.

Serena Williams membagikan secara detail bagaimana dia setelah melahirkan putrinya bernama Olympia melalui operasi sesar pada 2017, nyaris mendekati kematian.

Berdasarkan laman yang dirilis Huffpost, Williams awalnya merasa ada sesuatu yang salah setelah dirinya baru saja selesai melahirkan, dia mulai batuk sehingga kesulitan bernafas.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Kabupaten Wonogiri dan Wonosobo Kamis 7 April 2022, beserta Waktu Sholat

Melihat hal tersebut, perawat memperingatkannya untuk berhenti karena karena jahitannya bisa pecah, namun Williams tidak bisa menahan diri.

“Saya batuk karena saya tidak bisa mendapatkan cukup udara," kata Williams dikutip dari Huffpost.

“Saya mengambil handuk, menggulungnya di atas sayatan saya. Benar saja saya meretas begitu keras sehingga jahitan saya pecah," lanjut Williams.

Williams juga menambahkan setelah itu dia segera dioperasi untuk dijahit ulang.

“Saya tidak batuk untuk apa-apa; saya batuk karena saya mengalami emboli, gumpalan salah satu arteri saya," ungkapnya.

Baca Juga: Perang Rusia Ukraina: Kremlin Diserbu Serangan Hacker, Ratusan Ribu Email Dicuri

Williams juga menambahkan catatan medisnya yang menunjukkan bahwa dokternya juga menemukan hematoma atau kumpulan darah di pembuluh darah.

Namun pekerja medis tidak akan menanggapi kekhawatirannya dengan serius, jika saja Williams tidak memiliki pengetahuan tentang gejala pembekuan darah karena sebelumnya ia pernah mengalaminya.

Dalam esainya Williams mencatat bahwa setelah dijahit ulang dirinya masih ‘merasa seperti sekarat.’

Williams mengumpulkan tenaganya untuk bangun dan berusaha mencari bantuan, ia menemukan seorang perawat dan memintanya agar melakukan CAT scan pada dirinya, namun diabaikan.

Baca Juga: Jadwal Sholat dan Buka Puasa untuk Wilayah Bandung dan Sekitarnya, Kamis, 7 April 2022

Lebih lanjut, Williams meminta kepada perawat bahwa ia harus melakukan CAT scan pada paru-parunya secara bilateral dan dirinya harus menggunakan infus heparinnya.

Namun balasan perawat tersebut mengatakan Williams berbicara seperti itu dikarenakan efek obat.

“’Saya pikir semua obat ini membuat anda berbicara gila’," kata perawat itu seperti yang diungkap Williams berdasarkan ingatannya.

“Saya berjuang keras, dan akhirnya mendapatkan CAT scan. Saya sangat berterima kasih padanya. Lihatlah, saya memiliki gumpalan darah di paru-paru saya, dan mereka memasukkan filter ke dalam pembuluh darah saya untuk memecah gumpalan tersebut sebelum mencapai jantung saya," tulisnya.

Baca Juga: Cara Tukar Uang Baru Melalui Kas Keliling Bank Indonesia Secara Online, Cek Lokasi, Jadwal, dan Ini Syaratnya

Pengalaman itu membawa pengaruh pada Williams, pada 2018 waktu dia pertama kali mengungkapkan tentang emboli parunya pada BBC, dia menekankan betapa beruntungnya dirinya.

Williams kemudian mengungkapkan pujian kepada dokternya dengan menyebutnya ‘luar biasa’.

Williams lebih lanjut mengungkapkan bahwa dirinya akan sangat sulit mengalami hal tersebut jika dia tidak memiliki perawatan kesehatan.

“Membayangkan semua wanita lain yang mengalaminya tanpa perawatan kesehatan yang sama, tanpa tanggapan yang sama, itu menjengkelkan," ungkapnya.

“Saya pikir ada banyak pra-penelitian, tentu saja, itu pasti terjadi. Dan itu perlu ditangani,” ungkapnya lebih lanjut. ***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Huff Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah