Kunjungan ke Tokyo, Menteri ESDM Tegaskan Komitmen Indonesia Mengurangi Emisi GRK dan Mencapai Target NZE

- 27 Mei 2024, 14:00 WIB
Menteri ESDM tegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi GRK dan mencapai target NZE
Menteri ESDM tegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi GRK dan mencapai target NZE /@KementerianESDM/Twitter

ZONABANTEN.com – Kunjungan ke Tokyo, Menteri ESDM tegaskan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi GRK dan mencapai target NZE. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif melakukan kunjungan ke Tokyo, Jepang pada Jumat, 24 Mei 2024, untuk menghadiri Nikkei Forum Future of Asia.

Dalam kunjungannya tersebut, Arifin menyampaikan kembali komitmen Indonesia dalam mereduksi emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Menteri Arifin mengatakan, bahwa Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi GRK dan mencapai Net Zero Emission (NZE) berdasarkan kondisi dan kemampuan nasional pada tahun 2060 atau 2070-an.

“Indonesia telah menerbitkan Enchanced National Determined Contribution (ENDC) yang akan semakin mengurangi emisi pada sektor energi,” ujar Arifin.

Baca Juga: Hadiri Forum Dialog di Bali, Menteri ESDM Tegaskan Komitmen Indonesia untuk Mencapai Target NZE 

Tak hanya ENDC, untuk mencapai target pengurangan emisi dan mengimplementasikan transisi energi bersih, Kementerian ESDM juga telah membangun Peta Jalan NZE sektor energi.

“Peta Jalan ini terdiri atas pengembangan energi terbarukan, program reduksi karbon, pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), elektrifikasi, efisiensi energi, juga CCS/CCUS,” jelasnya.

Masih ada sejumlah tantangan yang ditemukan Kementerian ESDM untuk mencapai target NZE dan implementasi Peta Jalan.

Menurut Menteri ESDM, tantangannya adalah memanfaatkan berbagai sumber energi yang dimiliki oleh Indonesia, baik yang berbasis hidrokarbon maupun energi terbarukan yang bersih.

Sudah ada sejumlah program yang dilaksanakan Kementerian ESDM, seperti pembangunan infrastruktur interkoneksi ketenagalistrikan, infrastruktur gas bumi, eksplorasi gas alam secara masid, program phase down PLTU, PLTS Atap dan Terapung, pengembangan PLTP dan PLTA, ekosistem kendaraan listrik, dan pilot project CCS/CCUS yang ditargetkan beroperasi pada 2030.

Soal biaya, sudah ada beberapa inisiatif, yakni JETP, AZEC, dan IPEP yang tengah berlangsung. Namun, masih diperlukan dukungan finansial lebih jauh untuk mempercepat pencapaian NZE.

Baca Juga: Sekjen Kementerian ESDM: Intensitas Energi di Indonesia Mencapai Tiga Persen dalam Satu Dekade Terakhir 

“Pengembangan teknologi pada skala industri perlu untuk diakselerasi dan dipermudah, untuk memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan. Indonesia memperluas hilir industri pengolahan mineral untuk membangun ekosistem dan rantai pasokan yang mendukung transisi energi, serta menciptakan lapangan kerja baru,” jelas Menteri Arifin.

Indonesia juga mendorong hilirasasi komoditas tambang mineral yang mendukung pengembangan ekosistem energi baru dan terbarukan.

Selain itu, transisi ke kendaraan listrik dianggap sebagai strategi utama untuk melakukan dekarbonisasi transportasi jalan raya dengan manfaat ganda, yaitu mengurangi emisi sekaligus mendukung dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan.

Terakhir, Arifin menyampaikan bahwa program transisi energi bersih harus memberikan dampak yang positif kepada masyarakat.

“Kerjasama antar negara maju, berkembang, dan tidak berkembang harus diperkuat untuk saling mengisi kesenjangan, supaya no one left behind,” pungkasnya.***

Editor: Dinda Indah Puspa Rini

Sumber: Kementerian ESDM


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah