Sebab menurutnya, tidak ada seorangpun yang tahu hidayah Allah akan datang kepadanya, sebagaimana kisah haru yang terjadi saat ia tinggal di Amerika.
Islah memiliki seorang sahabat asal Argentina, ia adalah seorang Katolik tetapi sering berteduh di masjid. Seiring berjalannya waktu, ia tertarik kepada Islam lalu memutuskan untuk menjadi muallaf.
"Saya punya pengalaman menarik di Amerika. Kawan saya dari Argentina, masuk Islam karena sering nongkrong di Masjid. Ada juga kawan saya dari Turki, menjadi Katolik setelah sering datang ke Katedral. Menurut saya sih, rumah ibadah itu syi'ar agama yang tak perlu bicara," ujarnya.
Jadi kata Islah, masjid itu adalah tempat syi'ar agama, jika Allah berkehendak atas makhluknya maka tak perlu banyak kata-kata untuk menyampaikannya.***