Selanjutnya, ia menekankan pentingnya memberikan makan kepada yang kelaparan. Dalam masyarakat yang dipengaruhinya, ia menyadari betapa pentingnya memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, terutama dalam hal kebutuhan dasar seperti makanan.
Ajaran ketiga adalah memberikan pakaian kepada yang telanjang. Dirinya mengajarkan agar kita tidak hanya memberikan bantuan yang bersifat fisik, tetapi juga menyediakan perlindungan dan martabat bagi mereka yang kurang beruntung, seperti memberikan pakaian kepada yang tidak mampu membelinya.
Terakhir, Sunan Drajat menekankan pentingnya memberikan payung kepada yang kehujanan. Pesan ini melambangkan perlunya memberikan perlindungan dan kenyamanan bagi mereka yang terkena musibah atau kesulitan, sebagaimana kita memberikan payung kepada yang kehujanan untuk melindungi mereka dari hujan.
Dalam empat pokok ajarannya, Sunan Drajat menegaskan pentingnya kedermawanan, empati, dan tanggung jawab sosial sebagai bagian integral dari praktek keagamaan.
Ajaran-ajaran ini tidak hanya relevan pada zamannya, tetapi juga tetap relevan hingga saat ini, sebagai pengingat akan pentingnya membantu sesama dan berbagi dengan mereka yang membutuhkan.
Warisan budaya dan sejarah penyebaran agama Islam yang dilakukan Sunan Drajat kini terabadikan dalam Museum Daerah Sunan Drajat di Lamongan. Museum ini diresmikan 1 Maret 1992 dan merupakan bentuk penghormatan atas jasa-jasanya dalam menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa Timur.
Melalui museum tersebut, generasi masa kini dan mendatang dapat mempelajari dan menghargai peran besar Sunan Drajat dalam membangun masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai Islam dan kesejahteraan sosial.***