Baca Juga: Sejarah dan Filosofi Ketupat, Hidangan Khas Idul Fitri yang Diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga
Dalam upayanya untuk mengatasi kemiskinan, Sunan Drajat mendapatkan dukungan. Ini mempermudah langkah-langkahnya untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera bagi masyarakat setempat.
Sebagai penghormatan atas keberhasilannya dalam menyebarkan agam Islam dan mengatasi kemiskinan, Sunan Drajat diberi gelar Sunan Mayang Madu oleh Raden Patah Sultan Demak pada 1520 Masehi.
Dengan demikian, Sunan Drajat tidak hanya meninggalkan jejak sebagai tokoh dakwah yang gigih, tetapi juga sebagai pemimpin yang peduli terhadap kesejahteraan sosial dan kemakmuran masyarakat.
Metode Dakwah Sunan Drajat
Salah satu hal yang membuat sosok Sunan Drajat terkenal adalah pendekatannya yang bijaksana dan kearifannya dalam berdakwah. Ia menggunakan berbagai cara, termasuk pengajian langsung, pendidikan di pesantren, memberikan fatwa, hingga menyampaikan ajaran melalui seni tradisional.
Salah satu metode dakwah yang terkenal dari Sunan Drajat adalah penciptaan tembang Mocopat yang terkenal, Pangkur. Melalui tembang ini, dirinya menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan moral kepada masyarakat dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.
Tembang Pangkur tidak hanya menjadi sarana untuk menyebarkan ajaran Islam, tetapi juga untuk memperkuat ikatan sosial dan budaya di masyarakat. Ia juga memperkenalkan konsep kedermawanan dan kedamaian.
Dengan mengajarkan untuk membantu sesama yang membutuhkan, ajaran Sunan Drajat tercermin dalam empat pokok pesan, berikut adalah isinya yang patut diketahui.
Baca Juga: Lirik Lagu Daerah dan Arti Filosofis Gundul-Gundul Pacul Ciptaan Sunan Kalijaga dari Jawa Tengah
4 Pokok Ajaran Sunan Drajat
Pertama, Sunan Drajat mengajarkan untuk memberikan tongkat kepada orang buta. Pesan ini menekankan pentingnya membantu mereka yang membutuhkan dukungan fisik atau moral, sebagaimana yang dilambangkan dengan memberikan tongkat kepada orang buta untuk membantu mereka berjalan.