1 September HUT ke-75 Polwan, Berikut Sejarah Singkat Dibentuknya Pendidikan Kepolisian untuk Wanita Indonesia

- 1 September 2023, 12:39 WIB
Sejarah Hari Polwan yang diperingati setiap tanggal 1 September
Sejarah Hari Polwan yang diperingati setiap tanggal 1 September /museumpolri.org

ZONABANTEN.com – 1 September HUT ke-75 Polwan, berikut sejarah singkat dibentuknya pendidikan kepolisian untuk wanita Indonesia. Dikutip dari situs museumpolri.org, sejarah Polwan bermula pada awal tahun 1948, di mana terdapat banyak kesulitan pada pemeriksaan korban, tersangka, maupun saksi wanita, terutama pemeriksaan fisik untuk menangani sebuah kasus. Hal itu membuat polisi seringkali meminta bantuan para istri polisi dan pegawai sipil wanita untuk melaksanakan tugas pemeriksaan fisik.

Organisasi wanita dan organisasi wanita Islam di Bukittinggi berinisiatif mengajukan usulan kepada pemerintah agar wanita diikutsertakan dalam pendidikan kepolisian untuk menangani masalah tersebut.

Cabang Djawatan Kepolisian Negara untuk Sumatera yang berkedudukan di Bukittinggi memberikan kesempatan mendidik wanita-wanita pilihan untuk menjadi polisi.

Akhirnya, pada tanggal 1 September 1948 secara resmi disertakan 6 siswa wanita, yaitu: 

- Mariana Saanin

- Nelly Pauna

Baca Juga: HUT ke-75 Polwan 1 September, Ketahui Sejarah Dibentuknya Polisi Wanita Indonesia Berikut

- Rosmalina Loekman

- Dahniar Sukotjo

- Djasmainar

- Rosnalia Taher

Mereka mulai mengikuti pendidikan inspektur polisi bersama dengan 44 siswa laki-laki di SPN Bukittinggi. Sejak saat itulah 1 September diperingati sebagai hari lahir Polisi Wanita atau Polwan.

Pada 19 Desember 1948, terjadilah Agresi Militer Belanda II yang menyebabkan pendidikan inspektur polisi di Bukittinggi dihentikan dan ditutup.

Setelah adanya pengakuan kedaulatan terhadap Indonesia, pada 19 Juli 1950, 6 calon inspektur polisi wanita kembali dilatih di SPN Sukabumi.

Selama pendidikan, 6 inspektur polisi wanita itu mendapat pelajaran mengenai ilmu-ilmu kemasyarakatan, pendidikan dan ilmu jiwa, pedagogi, sosiologi, psikologi, latihan anggar, jiujitsu, dan latihan militer.

Pada 1 Mei 1951, 6 calon inspektur polwan tersebut berhasil menyelesaikan pendidikan dan mulai bertugas di Djawatan Kepolisian Negara dan Komisariat Polisi Jakarta Raya.

Baca Juga: Kapolri Listyo Sigit Gelar Mutasi, Inilah 7 Polwan yang Dapat Promosi Jabatan 

Mereka diberikan tugas khusus kepolisian terkait dengan wanita, anak-anak, dan masalah-masalah sosial, seperti mengusut, memberantas, dan mencegah kejahatan yang berkaitan dengan wanita dan anak-anak.

Sejak dikeluarkannya TAP MPR No. II Tahun 1960 yang menyatakan bahwa kepolisian merupakan bagian dari angkatan bersenjata, maka pada tahun 1965 pendidikan calon perwira Polwan diintegrasikan bersama calon perwira polisi pria untuk bersama-sama dididik di AAK (Akademi Angkatan Kepolisian) di Yogyakarta.

Sayangnya, perekrutan Polwan di AAK hanya berjalan satu angkatan, setelah itu tidak ada lagi perekrutan untuk calon perwira Polwan di AAK, karena harus melalui jalur perwira karier setingkat sarjana muda melalui SEPAMILWA (Sekolah Perwira Militer Wajib).

Pada tahun 1990-an, jumlah Polwan di Polri mengalami peningkatan dibandingkan tahun 1980-an.

Namun, peningkatan tersebut belum sepenuhnya mendapat kesempatan menduduki jabatan strategis di tubuh Polri.

Memasuki tahun 2000-an, tepatnya tahun 2022, wanita mendapat kesempatan mengikuti pendidikan untuk menjadi calon perwira Polwan di Akademi Kepolisian (Akpol).

Sejak saat itu hingga sekarang, mulai banyak kesempatan bagi Polwan untuk menduduki beberapa jabatan strategis di tubuh Polri.

Perlahan, Polwan mulai menunjukkan eksistensi dan kesetaraan polisi pria dalam melaksanakan tugas dan fungsi kepolisian yang berkembang sesuai zaman.***

Editor: Dinda Indah Puspa Rini

Sumber: museumpolri.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x