Dikutip dari Antaranews.com, kelima lngkah strtegis tersebut ditempuh dengan melakukan penguatan koordinasi di tingkat pusat dan daerah.
Langkah startegis pertama adalah dengan memperkuat koordinsi kebijakan, untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Langkah strategis kedua, adalah dengan menjaga inflasi komponen volatile food,terutama pada masa Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dalam kisaran 3,0 - 5,0 persen.
Langkah strategis ketiga, dengan memperkuat ketahanan pangan domestik melalui akselerasi implementasi program lumbung pangan,dan perluasan kerjasama antar daerah.
Baca Juga: Jokowi Peringatkan Risiko Inflasi dari Krisis Ukraina
Langkah stategis keempat, adalah dengan memperkuat ketersediaan data pangan untuk mendukung perumusan kebijakan dan pengendalian inflasi.
Terakhir, langkah startegis kelima, adalah dengan memperkuat sinergi komuniikasi,untuk mendukung pengelolaan ekspektasi inflasi masyarakat.
Pada tahun 2022-2024 Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) memperkuat terus sinergi dalam melanjutkan implementasi kebijakan dan program kerja.
Sinergi kebijakan coba ditempuh oleh Pemerintah dan Bank Indonesia,sebagai implementasi berbagai inovasi program untuk menjaga stabilitas pasokan dan kelncaran distribusi.
“Ini merupakan momentum pemulihan ekonomi nasional,dan infllasi yang terjaga diharapkan menjadi pondasi (yang kuat) untuk perekonomian di tahun 2023,” ungkap Airlangga Hartarto, selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.***