Sesar Lembang Patut Diwaspadai, Fisikawan Asal Bandung: Ada Potensi Gempa 6,5-7 SR

- 28 November 2022, 19:37 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /freepik/wirestock

 

ZONABANTEN.Com – Belakangan ini, warga Indonesia dikejutkan oleh Gempa yang terjadi di Cianjur pada 21 November 2022 lalu. Gempa Cianjur dengan Magnitudo 5,6 ini, menimbulkan kerusakan yang parah hingga menelan banyak korban.

Beberapa daerah di Jawa Barat terkena dampak getaran yang keras akibat Gempa Cianjur ini. Gempa susulan juga terjadi di Cianjur hingga ratusan kali, hingga menimbulkan kepanikan warga.

Menurut Dwikorita, selaku Kepala BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) menyebutkan bahwa Gempa Cianjur diduga akibat pergerakan Sesar Cimandiri.

Akhir-akhir ini, Sesar Lembang sedang ramai dibicarakan karena Sesar ini merupakan Sesar yang cukup aktif di Jawa dan dapat memicu Gempa yang berdampak pada kerusakan parah karena lokasinya yang dekat dengan padat penduduk.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Mandala yang Kamu Pilih Akan Mengungkap Aspek Penting Kepribadianmu

Sesar Lembang adalah sebuah patahan geser aktif di Kecamatan Lembang, Jawa Barat. Patahan ini memilik jarak sekitar 29 Kilometer dari Padalarang Hingga Jatinangor.

Sesar Lembang ini perlu diwaspadai karena dapat berpotensi Gempa dengan skala 6,5-7 SR (Skala Richter).

Seorang Fisikawan Teoritis menjelaskan terkait Sesar Lembang melalui utas media sosial di akun Twitter Pribadinya, @AryBandung.

“Sesar Lembang termasuk sesar yang aktif dan bergerak 0,2-0,25 mm/thn, dan BERPOTENSI sebabkan gempa dgn skala 6,5-7 SR. Potensi gempa (pelepasan energi) sebesar itu dilihat dr sejarahnya, siklus 500-670 thn sekali, terakhir thn 1600an.”

Ia melanjutkan lagi dalam utasnya, “Selama aktif apa ada gempa? Ada thn 2011 sebesar 3,3 SR tp akibatkan hampir 400 bangunan rusak. Dan sampai sekarang sebenarnya terjadi gempa2 skala kecil akibat gerakan dan gesekan pergesarannya. Aktivitas gempa di jalur Sesar Lembang di monitor dengan lebih baik sejak thn 2008.”

Baca Juga: Makna Lambang KORPRI, Penuh Harapan dan Cita-cita untuk Bangsa Indonesia

Pernyataan tersebut menunjukan bahwa Sesar Lembang adalah sesar yang cukup aktif dan pernah menyebabkan gempa dari skala kecil hingga yang cukup membuat kerusakan.

“Sesar Lembang terletak 10 km di utara Kota Bdg, yaitu di selatan Gunung Tangkuban Parahu dan ia ekspresi geomorfologi dr neotektonik di cekungan Bdg. Ia berupa gawir sesar (fault scarp) dgn dinding gawir hadap utara.” Lanjut Ary menjelaskan lebih lanjut terkait lokasi Sesar Lembang tersebut.

Gempa 3,3 SR pd 28 Agustus 2011 itu pusat dangkal, jd akibatkan dampak signifikan, merusak 384 rmh warga di Kampung Muril, Ds jambudipa, Kec Cisarua, Kab Bdg Barat. Gempa jg terjadi 14 dan 18 Mei 2018 dgn kekuatan 2,8 SR. Itu bukti Sesar Lembang selama ini aktif.”

Ia menekankan sekali lagi bahwa Sesar Lembang masih aktif dan jika pusat gempanya dangkal, maka berpotensi terjadinya kerusakan besar dikarenakan titik pusat gempa dekat dengan permukaan tanah.

Baca Juga: Sering Merasa Cemas? Exposure Therapy Jadi Salah Satu Pengobatan yang Efektif

“Knp aktivitas Sesar Lembang diwaspadai? Salah 1 nya adalah krn ia berada di atas daerah cukup padat penduduk, Cimahi, Kab Bdg Barat, Kota Bdg. Sementara potensi pelepasan energinya 6,5-7 SR. Tdk dpt dibayangkan jk di 3 segmen itu terjadi bersamaan dan apalagi ini dempa dangkal.” Paparnya.

Ary pun mengajukan pertanyaan terkait mitigasi dan langkah antisipasi dari pemerintah terkait hal ini.

“Sudahkah ada mitigasi dan langkah antisipasi yg komprehensif dr instansi terkait dr semua tingkatan ttng hal ini? Lalu.. bgmn edukasi kpd masy yg berpotensi terdampak? Mencegah kejadian alam itu tdk mungkin. Yg bs kita lakukan adalah mengurangi dampaknya supaya sekecil mungkin.”

Ia kembali mempertanyakan bagaimana dengan Indonesia yang potensi bencananya sudah di depan mata namun belum ada persiapan dan antisipasi untuk menghadapi bencana tersebut.

Ia kerap menyinggung tentang US yang sudah membuat “Doomsday ship” yang akan membawa manusia ke ISS dan “doomsday submarine” serta Norwegia yang sudah membuat “Svalbard Global Seed Vault” untuk menyimpan biji dan bibit tanaman agar manusia bisa menanam kembali jika kiamat sudah selesai. Mengingat Indonesia belum mempunyai antisipasi dan persiapan apapun.

Terakhir, Ary mengatakan “Antisipasi itu bukan hanya soal korban jiwa, tp jg korban terdampak baik scr fisik, materi, psikis, sosial, dan entah apa lagi..” ***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x