Sikap gigih melawan penjajah tersebut tak pernah goyah sampai ajal merenggut nyawanya bersama sang istri, Ny. Amelia Rubini, karena dihukum mati oleh Jepang.
Namanya diabadikan sebagai salah satu jalan dan rumah sakit di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
Baca Juga: 10 November Hari Pahlawan, Berikut 5 Tokoh Indonesia yang Akan Diberi Gelar Pahlawan Nasional
4. K.H. Ahmad Sanusi
K.H. Ahmad Sanusi adalah salah seorang tokoh pendidikan yang secara tidak langsung melibatkan dirinya pada politik kebangsaan.
Namanya mulai menjadi perhatian penguasa kolonial ketika ia membela nama baik Sarekat Islam (SI) pada tahun 1915, saat masih berada di Mekkah, melalui tulisannya yaitu Nahratul I dharan.
Ia masuk menjadi salah satu anggota BPUPKI yang memasukkan konsep imamat atau demokrasi sebagai landasan bentuk pemerintahan Indonesia yang dimerdekakan.
Sumbangan penting K.H. Ahmad Sanusi dalam kemerdekaan Indonesia adalah fatwanya yang menyebutkan bahwa DI/TII pimpinan Kartosuwiryo tidak Islami, dan mengajak kaum Islam di Jawa Barat untuk tetap berdiri di belakang NKRI.
Hal tersebut kemudian diikuti sebagian besar kiai dan pengikutnya di wilayah Priangan, termasuk wilayah Garut yang menjadi pusat dari DI/TII.