Kota Yogyakarta Usung Tema ‘Sulih, Pulih, Luwih’ untuk HUT ke-266, Apa Maknanya? Berikut Penjelasannya

- 7 Oktober 2022, 13:43 WIB
Makna dari tema “Sulih, Pulih, Luwih” yang diangkat untuk memperingati HUT ke-266 Kota Yogyakarta pada 7 Oktober 2022
Makna dari tema “Sulih, Pulih, Luwih” yang diangkat untuk memperingati HUT ke-266 Kota Yogyakarta pada 7 Oktober 2022 /adminkeu.jogjakota.go.id

Barulah setelah itu, Sultan Hamengkubuwono segera memerintahkan rakyat untuk membabat hutan tadi untuk mendirikan keraton.

Setahun kemudian, Sultan Hamengkubuwono I berkenan memasuki istana baru sebagai peresmiannya.

Dengan demikian, berdirilah Negari Ngayogyakarta Hadiningrat, atau Kota Yogyakarta. Sultan Hamengkubuwono I menetap di keraton baru, di mana persemiannya terjadi pada 7 Oktober 1756.

Kota Yogyakarta dibangun pada tahun 1756, bersamaan dengan dibangunnya Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I di Hutan Beringin.

Baca Juga: 9 Maret 2022 Diperingati Sebagai Hari Musik Nasional, Rayakan dengan 7 Twibbon Berikut 

Pada perayaan HUT ke-266 Kota Yogyakarta, pemerintah daerah setempat mengusung tema “Sulih, Pulih, Luwih”.

Tiga kata tersebut dipilih bukan tanpa alasan. Dilansir dari adminkeu.jogjakota.go.id, kata “sulih” memiliki makna berpindah dan beradaptasi dalam keadaan baru yang lebih baik.

Kedua, kata “pulih” bermakna sembuh, dan “luwih” menunjukkan harapan untuk bisa berkembang menjadi lebih baik.

Secara keseluruhan, tema “Sulih, Pulih, Luwih” dimaknai sebagai bentuk kondisi Kota Yogyakarta bersama seluruh elemen di dalamnya, yang berhasil beradaptasi hingga melewati pandemi Covid-19 dengan fase yang lebih baik.

Semangat dan tekad bersama untuk bangkit menuju pada situasi normal, kondusif, hingga bangkit menuju kondisi yang lebih baik terkandung dalam tema tersebut.

Halaman:

Editor: Dinda Indah Puspa Rini

Sumber: jogjakota.go.id adminkeu.jogjakota.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x