Fakta Menarik Tentang Lukisan ‘Penangkapan Pangeran Diponegoro’, Populer Berkat Film ‘Mencuri Raden Saleh'

- 2 September 2022, 15:32 WIB
Beberapa fakta tentang lukisan ‘Penangkapan Pangeran Diponegoro’ karya pelukis terkenal, Raden Saleh
Beberapa fakta tentang lukisan ‘Penangkapan Pangeran Diponegoro’ karya pelukis terkenal, Raden Saleh /Kemdikbud

ZONABANTEN.com – Lukisan karya Raden Saleh yang bernama ‘Penangkapan Pangeran Diponegoro’ sedang populer beberapa hari ini berkat film berjudul “Mencuri Raden Saleh” yang sedang tayang di bioskop.

Sederet aktor muda membintangi film “Mencuri Raden Saleh”, seperti Angga Yunanda, Iqbaal Ramadhan, Umay Shahab, Aghniny Haque, Rachel Amanda, dan Ari Irham.

“Mencuri Raden Saleh” sendiri menceritakan tentang sekelompok anak muda yang harus mencuri lukisan karya Raden Saleh yang bernama ‘Penangkapan Pangeran Diponegoro’.

Disebut di mana saja, sebenarnya, seperti apa lukisan ‘Penangkapan Pangeran Diponegoro’ itu?

Dilansir dari laman resmi Kemdikbud, petunjuk sejarah pertama mengenai lukisan karya Raden Saleh ini tertulis dalam surat Raden Saleh yang ditujukan kepada Adipati Ernst II dari Sachsen-Coburg dan Gotha pada tanggal 12 Maret 1857.

Baca Juga: Mengenal Raden Saleh, ‘Sang Pelukis Raja’ dan Kisahnya Mengembangkan Bakat Melukisnya 

Dalam surat tersebut tertulis, antara lain telah menyelesaikan sebuah lukisan historis, yang menggambarkan tentang penangkapan Kepala Suku Jawa, Diponegoro, yang dilukiskan untuk Paduka Yang Mulia Belanda.

Surat ini mengungkap keberanian Raden Saleh menawarkan lukisan kepada Raja Belanda yang menjajah tanah Jawa.

Awalnya, Raden Saleh mendapat ilham komposisi lukisan historis 'Penangkapan Pangeran Diponegoro' dari lukisan 'Pengunduran Diri Charles V' karya Gallait yang menggambarkan bangkitnya kekuatan nasional yang sangat mendesak diperlukan banyak orang selama bertahun-tahun setelah invasi pasukan Jerman.

Hal paling utama yang sejalan dengan komposisi lukisan Gallait adalah semangat kebangkitan nasional yang digambarkan oleh Raden Saleh sebagai bentuk kemarahan terhadap pengkhianatan Belanda.

Baca Juga: Tes Psikologi: Apakah Kemampuan Observasimu Tinggi? Kamu Punya 3 Detik untuk Memberitahu Apa yang Kamu Lihat 

Karya lukisan yang berjudul ‘Penangkapan Pangeran Diponegoro’ ini merujuk pada peristiwa nyata yang memang terjadi masa lalu.

Lukisan ini merupakan respon dari lukisan Nicolaas Pieneman (1809-1860) yang ditugaskan untuk mendokumentasikan momen penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Pemerintah Belanda.

Ketika peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro pada 28 Maret 1830, Raden Saleh tengah berada di Eropa.

Diduga, Raden Saleh melihat lukisan Pieneman tersebut saat ia tinggal di Eropa. Perbedaan lukisan antara Raden Saleh dengan Pieneman ini dipandang sebagai rasa nasionalisme pada diri Raden Saleh.

Berikut beberapa perbedaan penting antara lukisan Raden Saleh dan Pieneman:

Baca Juga: Tes Psikologi: Pilih Simbol dan Temukan Fase Kehidupan yang Kamu Hadapi Sekarang 

1. Pieneman menggambarkan Diponegoro dengan wajah lesu dan pasrah, Raden Saleh menggambarkan Diponegoro dengan raut tegas dan menahan amarah.

2. Pieneman memberi judul lukisannya 'Penyerahan Diri Diponegoro', Raden Saleh memberi judul 'Penangkapan Diponegoro'.

3. Lukisan bendera Belanda yang dibuat oleh Pieneman tidak ditampilkan dalam lukisan karya Raden Saleh.

Raden Saleh mulai membuat sketsa lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro pada tahun 1856 dan menyelesaikan lukisan cat minyaknya setahun kemudian.

Ia mengabarkan lukisan tersebut kepada temannya di Jerman, Duke Ernst II dari Sachsen-Coburg dan Gotha, dengan judul 'Ein historisches Tableau, die Gefangennahme des javanischen Häuptings Diepo Negoro', yaitu lukisan bersejarah tentang penangkapan seorang pemimpin Jawa Diponegoro.

Baca Juga: Tes Psikologi: Hewan yang Kamu Lihat Akan Mengungkap Apa yang Paling Kamu Hargai dari Pasanganmu 

Raden Saleh kemudian memberikan lukisan tersebut kepada Raja Belanda, Willem III, untuk menggambarkan pandangan Raden Saleh atas penangkapan Pangeran Diponegoro yang berbeda dengan pandangan Pieneman.

Pada tahun 1975 lukisan tersebut diserahkan kepada Indonesia oleh pihak Kerajaan Belanda bersamaan dengan realisasi perjanjian kebudayaan antara Indonesia-Belanda pada 1969.

Tahun 2013, lukisan tersebut direstorasi pernisnya oleh Susanne Erhards, ahli restorasi dari Jerman, dengan dukungan Yayasan Arsari Djojohadikusumo dan Goethe Institute Indonesia.

Kemudian pada tanggal 27 September 2013 dilakukan serah terima hasil restorasi lukisan Raden Saleh oleh Yayasan Arsari Djojohadikusumo kepada Sekretariat Negara.

Pada Desember 2014 Lukisan ini dipindahkan dari Istana Merdeka ke Istana Kepresidenan Yogyakarta dan menjadi salah satu koleksi Museum Istana Kepresidenan Yogyakarta.***

Editor: Yuliansyah

Sumber: Kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x