Jelang Puncak Armuzna, KKHI Terjunkan 782 Orang Tenaga Kesehatan untuk Layani Jemaah

- 30 Juni 2022, 13:47 WIB
Tim Kesehatan Haji Siap Hadapi Puncak Armuzna./Instagram @kemenag_ri /
Tim Kesehatan Haji Siap Hadapi Puncak Armuzna./Instagram @kemenag_ri / /

ZONABANTEN.com – Menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji di  Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) akan menerjunkan sebanyak 782 orang tenaga kesehatan untuk melayani jemaah.

Dikutip ZONABANTEN.com dari laman kemenag.go.id pada Kamis, 30 Juni 2022, Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji, Budi Sylvana mengatakan bahwa KKHI akan memfokuskan seluruh tim kesehatan di Armuzna, termasuk tim kesehatan yang bertugas di Madinah.

“Seluruh tenaga kita fokuskan di Armuzna, yang dari Madinah juga sudah ada di Makkah,” ujar Budi pada Rabu, 29 Juni 2022 kemarin.

Baca Juga: Profil Bella Tobing, Si Paling 'Cut Off' yang Ramai Dibicarakan di TikTok dan Disindir Warganet

Budi juga mengungkapkan, dari 782 orang tenaga kesehatan tersebut, di antaranya merupakan 48 dokter spesialis, 67 dokter umum, serta ratusan perawat.

Adapun dokter spesialis yang diterjunkan, terdiri dari spesialis jantung, spesialis paru, spesialis penyakit dalam, anestesi, bedah ortopedi, kulit dan kelamin, mata, dan spesialis jiwa.

KKHI pun telah menyiapkan obat-obatan yang dibutuhkan jemaah saat puncak Armuzna.

“Tenaga dokter dan perawat Insya Allah sudah siap. Obat-obatan juga mencukupi untuk puncak Armuzna,” terang Budi.

Saat puncak haji nanti di Armuzna, KKHI akan mulai mencoba rompi penurun panas atau Carbon Cool yang sudah pernah lulus uji coba di Indonesia.

Baca Juga: Ini Penjelasan Mengejutkan dari Jordi Amat Usai Diserbu Warganet Gara-gara Pindah ke Malaysia: Ini Sudah Benar

Rompi tersebut didesain khusus untuk jemaah yang mengalami heat stroke akibat udara yang cukup panas.

“Di Indonesia ini pernah diuji coba dan berhasil. Nanti akan kita coba apakah efektif untuk jemaah heat stroke,” sambungnya.

KKHI juga melakukan screening khusus bagi jemaah dengan risiko tinggi, yang didata di kloter dan sektor.

“Sudah 500-an jemaah yang kita screening,” lanjut Budi.

Apabila jemaah berisiko tinggi dengan komorbid, mereka akan dijemput untuk dilakukan medical check up di KKHI.

Baca Juga: Ini Alasan Robert Lewandowski Ingin Hijrah ke Barcelona

Sementara apabila saat medical check up menunjukkan jemaah tidak memungkinkan ikut Armuzna, KKHI akan mengusulkan mereka untuk mengikuti safari wukuf. Hal tersebut dilakukan demi keselamatan jemaah.

“Jemaah yang tidak memenuhi syarat nanti disafariwukufkan, naik bus wukuf di Arafah 1-2 jam dan dikembalikan di KKHI untuk dirawat kembali. Prinsipnya keselamatan jemaah prioritas dengan tidak mengesampingkan rukun hajinya,” jelas Budi.

Menurut data di KKHI, jemaah yang dirawat mayoritas menderita kardiovaskular atau terdapat gangguan pada jantung dan pembuluh darah.

“Penyakit paling banyak diderita jemaah adalah kardiovaskular. Awalnya diprediksi penyakit paru, ternyata kardiovaskular, yakni jantung. Angkanya cukup banyak bahkan dari 14 yang meninggal 13 terkait kardiovaskular,” sambungnya.

Baca Juga: Kembali ke Inter Milan, Romelu Lukaku Akui Seperti Pulang ke Rumah

Sementara itu, KKHI diketahui telah merawat 731 kasus rawat jalan dan 200 rawat inap.

Menurut Kepala Seksi Kesehatan Haji Indonesia, M. Imran saat ini pun terdapat 67 pasien rawat inap yang kebanyakan menderita penyakit jantung.

“Sekarang ini 67 orang yang rawat inap. Paling banyak penyakit jantung karena memiliki riwayat jantung sebelumnya juga banyak yang diabetes dan hipertensi,” ujar Imran.

Selain di KKHI, terdapat enam orang jemaah yang saat ini tengah dirawat di beberapa rumah sakit Arab Saudi, seperti Rumah Sakit An Nur, Rumah Sakit King Faisal, serta Rumah Sakit King Abdul Aziz.

Baca Juga: Cara Beli Minyak Goreng Murah Pakai Aplikasi PeduliLindungi, Hanya Rp14.000 Per Liter, Maksimal 10 Kg Per Hari

Untuk Armuzna, Imran kembali menegaskan bahwa timnya telah menyiapkan obat-obatan, peralatan medis, hingga beberapa klinik.

“Kami juga menyiapkan klinik utama di Arafah, yakni di tenda misi haji serta ada 4 klinik satelit di setiap maktab,” terang Imran.

Selain di Arafah, sebanyak  10 pos kesehatan juga disiapkan di Muzdalifah yang tersebar di maktab. Kemudian satu klinik utama juga telah didirikan di Mina.

“Kita juga punya 10 klinik mobile yang siaga di jamarat baik jalur atas maupun bawah,” tutup Imran.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah