"Kegiatan ini dilaksanakan, selain karena tingkat literasi anak yang rendah, juga diharapkan untuk memberikan stimulan daya nalar kepada anak KPM PKH Toba, sehingga menjadikan mereka anak yang cerdas dan berdaya nalar tinggi," kata Koordinator PKH Toba Rammen Andino Sinaga di Pekan Literasi Anak KPM PKH Toba belum lama ini.
Kegiatan yang diikuti oleh 145 anak dari Kecamatan Balige dan pegiat literasi ini juga dimasudkan untuk meningkatkan kesadaran anak KPM PKH di Toba tentang betapa pentingnya membaca dan mengenal bahan bacaan. Penyediaan bahan bacaan pada pekan literasi ini dididukung oleh Dinas Perpustakaan Kabupaten Toba berupa mobil Perpustakaan Keliling.
Dukungan positif juga datang dari Pemerintah Desa Setempat. Perwakilan Pemerintah Desa, Asima Siahaan mengaku bangga dan senang bahwa kegiatan pekan literasi digelar di Desa Sibolahotang SAS. "Saya bangga dan senang kegiatan Pekan Literasi dilakukan di desa kami, dan berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan juga didaerah lainnya,” katanya.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Apa yang Kamu Lihat Pertama Kali Akan Ungkap Hal yang Menonjol dalam Dirimu
Dalam sambutannya, Pegiat Literasi Pandri Sitanggang, menyampaikan agar kegiatan ini berkelanjutan, tidak sekedar seremonial. “Harus ada taman-taman baca PKH di setiap desa yang diinisiasi oleh Pendamping Sosial PKH agar menjadi Peta Jalan Pembudayaan Literasi,” katanya.
Kemensos juga telah mendukung upaya peningkatan literasi dengan menyediakan berbagai sarana dan prasarana. Di antaranya dengan memproduksi literasi khusus bagi penyandang disabilitas netra, mendirikan Pojok Baca Digital (Pocadi) di seluruh Sentra dan Sentra Terpadu milik Kemensos se Indonesia serta perpustakaan dalam community centre untuk anak-anak Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Jelutih, Jambi dan anak-anak di Kefamenanu, Timur Tengah Utara (TTU), NTT.
Secara umum, literasi terhadap bahan bacaan di Indonesia masih perlu ditingkatkan. UNESCO menyebut indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya dari 1000 orang Indonesia hanya ada satu orang yang memiliki minat baca.
Baca Juga: Piala Presiden 2022: Prediksi Persita vs PSS Sleman, Waktunya Super Elja Unjuk Gigi
Selain itu hasil survei Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.***