Indonesia Mungkin akan Menaikkan Harga Bensin Beroktan 90 dan Media LPG Bersubsidi

- 1 April 2022, 18:47 WIB
kolase foto Luhut Pandjaitan
kolase foto Luhut Pandjaitan /@luhut.pandjaitan/Instagram, @pt.distributor.sembako
 
 
ZONABANTEN.com - Menteri Senior Indonesia, Luhut Pandjaitan, mengatakan pada hari Jumat 1 April 2022, harga bensin beroktan 90 dan bahan bakar gas cair bersubsidi dalam tabung 3 kg dapat dinaikkan untuk mencerminkan harga energi global yang lebih tinggi.
 
Laporan tersebut muncul saat perusahaan energi negara Pertamina menaikkan harga bensin beroktan 92 Pertamax sebesar 39 persen menjadi sekitar Rp12.500 per liter mulai Jumat 1 April 2022, setelah lonjakan harga minyak mentah akibat perang di Ukraina.
 
Menurut laporan itu juga Luhut mengatakan, menyusul kenaikan Pertamax, harga bensin oktan 90 Pertamina yang dikenal sebagai Pertalite dapat dinaikkan, diikuti oleh LPG dalam tabung 3 kg.
 
"Ini akan kami lakukan secara bertahap. Harga gas 3 kg belum pernah naik sejak 2007. Saya kira itu tidak adil," tambahnya.
 
 
Seorang juru bicara, Luhut, membenarkan bahwa menteri telah membuat komentar.
 
Luhut, dikutip mengatakan pemerintah mungkin melihat Juli hingga September untuk kenaikan harga bahan bakar.
 
Tingkat inflasi Indonesia mencapai tertinggi dua tahun di bulan Maret 2022, data resmi menunjukkan pada hari Jumat 1 April 2022, karena para ahli ekonomi memperingatkan harga akan merangkak naik lebih lanjut karena pemerintah menaikkan harga bensin dan tarif pajak pertambahan nilai.
 
Pertamina pada hari Jumat 1 April 2022 mempertahankan harga Pertalite tidak berubah pada 7.650 rupiah per liter, tetapi mengatakan penyesuaian harga untuk Pertamax "tidak dapat dihindari" setelah Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) naik menjadi 114,55 dolar Amerika per barel pada 24 Maret 2022, naik dari 73,36 dolar Amerika pada Desember 2021.
 
 
Pertalite ditetapkan sebagai bahan bakar "penugasan khusus", yang berarti pemerintah membayar ganti rugi kepada Pertamina atas bahan bakar tersebut jika mengalami kerugian saat harga minyak dunia naik.
 
Indonesia menghapus subsidi bensin pada tahun 2015, tetapi pihak berwenang terus mengatur harga eceran untuk Pertalite dan bensin beroktan 88.
 
Pertamina mengatakan bahan bakar bersubsidi, termasuk Pertalite, menyumbang sekitar 83 persen dari penjualannya.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x