Network
ZONABANTEN.com - Menjelang Ramadhan dan kemungkinan adanya libur panjang saat Idul Fitri, pemerintah membahas terkait mobilitas warga di tengah pandemi.
Selama dua tahun ini, diketahui bahwa banyak pembatasa yang dilakukan oleh pemerintah saat libur panjang, baik hari raya maupun hari besar lainnya, guna menekan peningkatan kasus positif Covid-19.
Melihat tren kasus positif harian belakangan ini yang makin menurun, pemerintah memutuskan untuk tidak membatasi mobilitas warga saat libur panjang.
Baca Juga: Dukungan Lintasarta dalam Pemerataan Akses Komunikasi dan Informasi pada Wilayah 3 T
Keputusan ini juga dibuat dengan pertimbangan ekonomi. Sebab pembatasan mobilitas tersebut dapat memengaruhi ekonomi Indonesia.
“Nah kalau kita batasi lagi terkait dengan mobilitas, ini tentu saja juga berpengaruh kepada ekonomi, karena untuk mobilitas ini tentu saja sudah tidak dibatasi lagi,” kata Letjen TNI Suharyanto selaku Kepala Satuan Tugas Penanganan Covid-19, dilansir ZonaBanten.com dari ANTARA.
Ini tentu menjadi dilema di satu sisi, sebab bila belajar dari kasus-kasus sebelumnya, maka bisa dilihat bahwa tren Covid-19 akan selalu meningkat setelah libur panjang.
Tahun lalu, Indonesia mengalami ledakan kasus Covid-19 yang parah di pertengahan tahun, yakni pada sekitar bulan Juni dan Juli 2021. Bahkan mencapai puncak kasus dengan angka 56.757 per hari pada 15 Juli 2021.
Baca Juga: Daftar Harga Sembako Hari Ini, Harga Cabai dan Bawang Merah Turun Jelang Awal Puasa 1 Ramadhan 2022
Banyak faktor yang memengaruhi ledakan kasus positif itu, di antaranya adalah dampak dari libur panjang Idul Fitri 2021 dan hadirnya varian Delta yang lebih cepat menular dan mematikan.
