Minyak Dunia Bergejolak, Pemerintah dan Pertamina Pastikan Harga Pertalite Tidak Naik

- 11 Maret 2022, 22:07 WIB
Meskipun Minyak Dunia Melonjak, Harga Pertalite Tidak Akan Naik / bumn.go.id
Meskipun Minyak Dunia Melonjak, Harga Pertalite Tidak Akan Naik / bumn.go.id /

ZONABANTEN.com – Pemerintah dan PT Pertamina (Persero) memastikan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite tidak naik meski minyak mentah dunia terus melonjak akibat konflik Rusia-Ukraina.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata, risiko global mengalami eskalasi akibat konflik Rusia – Ukraina.

Eskalasi itu akhirnya mempengaruhi kenaikan harga yang tinggi atas komoditas energi, baik itu minyak mentah, batu bara, hingga gas.

 “Peningkatan harga minyak mentah dunia tentunya berdampak terhadap APBN,” kata Isa di Jakarta hari ini.

Baca Juga: Bansos PBI Maret 2022 Sudah Cair, Segera Ambil dan Cek Nama Anda di Sini Sebelum Terlambat!

Secara keseluruhan, kenaikan harga komoditas termasuk Indonesian Crude Price (ICP), memang berdampak positif terhadap pendapatan negara, terutama PNBP.

Namun demikian, jelasnya, kenaikan harga komoditas juga berdampak terhadap belanja negara.

“Terutama subsidi energi yang menjadikan ICP menjadi salah satu parameter utama dalam perhitungannya,” urainya.

Pemerintah sendiri, akan terus memantau pergerakan harga minyak dunia dan mengukur dampaknya terhadap APBN.

Baca Juga: Link Video Gol Spektakuler yang Dicetak Saingan Berat Pratama Arhan di Tokyo Verdy dalam J2 League 2022

Pemerintah akan mengambil kebijakan yang diperlukan secara menyeluruh dengan melihat dari sisi potensi penerimaan negara, beban terhadap belanja negara serta konsekuensi terhadap pembiayaan anggaran.

“Dengan tetap mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang saat ini baru pulih dari dampak Pandemi Covid-19,” imbuh Isa.

Isa juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus melakukan monitoring perkembangan perekonomian, termasuk volatilitas harga komoditas terkini dalam rangka antisipasi kebijakan.

“Pemerintah akan memastikan respons kebijakan mengutamakan stabilitas perekonomian nasional dan menjaga supply barang kebutuhan pokok masyarakat, baik pangan maupun energi, serta menjaga keberlanjutan fiskal yang mendukung dunia usaha,” jelasnya.

Baca Juga: MAKIN NGENES! Setelah Diberi ‘Hadiah’ oleh Pemerintah Inggris, Kini Chelsea Ditinggal Sponsor

Tidak naiknya pertalite juga dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat yang saat ini banyak menggunakan Pertalite.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fajriyah Usman menjelaskan bahwa Pertamina sebagai BUMN yang berperan dalam mengelola energi nasional juga sangat mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam penetapan harga produk BBM.

“Kami sepenuhnya mendukung kebijakan Pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional, sehingga meski harga minyak dunia menembus US$ 130 per barel, Pertamina terus berkoordinasi dengan Pemerintah untuk memutuskan harga Pertalite akan tetap di harga jual Rp 7.650 per liter,” ucap Fajriyah.

Baca Juga: Cara Masuk Kelas Prakerja Setelah Membeli Pelatihan di Mitra Platform Kartu Prakerja

Menurutnya, harga tersebut tidak berubah sejak tiga tahun terakhir dan saat ini porsi konsumsi Pertalite adalah yang terbesar atau sekitar 50% dari total konsumsi BBM nasional.

Hal itu menyebabkan pemerintah terus melakukan pembahasan untuk skenario kompensasi Pertalite agar stabilisasi harga Pertalite dapat terjaga.

Untuk mengurangi tekanan lonjakan harga minyak mentah dunia terhadap peningkatan biaya penyediaan BBM, lanjut Fajriyah, Pertamina terus melakukan berbagai efisiensi di segala lini, termasuk menekan biaya produksi BBM dalam negeri.

Di antaranya dengan memaksimalkan penggunaan minyak mentah domestik dan mengoptimalkan penggunaan gas alam untuk penghematan biaya energi.

Baca Juga: Mengenal Kashima Antlers, Klub Tersukses Sepanjang Sejarah J.League: Pernah Dibela Zico

Di samping itu, penyesuaian harga produk juga dilakukan secara selektif, hanya untuk BBM Non Subsidi tertentu seperti Pertamax Series maupun Dex Series yang porsi konsumsinya hanya sekitar 15% dari total konsumsi BBM Nasional.

Jenis BBM ini pun sebagian besar dikonsumsi oleh kalangan konsumen mampu, pemilik kendaraan pribadi jenis menengah ke atas.

Ke depannya, harga produk BBM ini akan terus disesuaikan secara rutin mengikuti harga pasar sesuai ketentuan pada Peraturan Menteri ESDM No. 62 tahun 2017.

“Pertamina sangat berhati-hati dalam menetapkan harga. Namun kami yakin segmen konsumen ini telah merasakan manfaat BBM berkualitas yang lebih hemat dan lebih baik untuk perawatan mesin kendaraan, sehingga dapat menerima harga yang selama ini tetap sangat kompetitif dibandingkan produk yang sejenis lainnya,” tandasnya.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: BUMN


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x