Karena Kurang Biaya, Bapak Korban PHK Ini Nekat Mudik Jalan Kaki

- 21 Mei 2020, 11:02 WIB
Maulana Arif Budi Satrio, pria yang nekat mudik dengan berjalan kaki.*
Maulana Arif Budi Satrio, pria yang nekat mudik dengan berjalan kaki.* //ANTARA/ Aris Wasita

ZONABANTEN.com – Seorang warga nekat mudik dengan berjalan kaki dari Jakarta menuju Solo.  Dikabarkan ia nekat berjalan kaki karena tidak mampu membeli tiket bus umum yang harganya dinilainya sangat tinggi.

Warga yang bernama Maulana Arif Budi Satrio tersebut  menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.

Baca Juga: Presiden Jokowi Lantik KSAU dan KSAL di Istana Negara Rabu (20/5)

Dikutip dari situs Antara, PHK tersebut terjadi sejak awal bulan Mei dan hampir semua kayawan tempat Arif bekerja terkena dampaknya.

"Jadi tanggal 8 Mei 2020 sudah diumumkan kalau semua pekerja di tempat saya bekerja di-PHK. Itu yang saya pikirkan, kalau tidak ada pekerjaan ke depan bagaimana," kata pria berusia 38 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai sopir bus pariwisata ini di Solo.

Artikel ini telah tayang sebelumnya di  Pikiran Rakyat Tasikmalaya dengan judul Modal Nekat, Seorang Pria Korban PHK Putuskan Mudik dengan Berjalan Kaki dari Jakarta ke Solo

Baca Juga: Ganjar Pranowo Sesalkan Kepala Daerah Yang Ijinkan Salat Ied Berjamaah

"Apalagi dari kantor saya juga tidak dapat apapun. Akhirnya saya berpikir lebih baik pulang, tetapi ketika saya cari tiket bus ternyata harganya luar biasa, sampai Rp500.000. Itupun yang datang Elf (minibus) yang jumlah penumpangnya melebihi kapasitas, kan saya takut," katanya.

Akhirnya pada tanggal 11 Mei, warga Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Solo, ini memutuskan untuk pulang berjalan kaki.

Selama perjalanan tersebut, ia tidak pernah dengan sengaja berhenti untuk tidur malam.

"Saya sering istirahat, tetapi sebentar-sebentar saja, istirahat paling lama kalau pas sahur sampai Subuh. Kemudian tanggal 14 (Mei) sore saya sampai Gringsing, Kendal. Saat itu karena terkendala biaya, saya tidak bisa melanjutkan perjalanan," tuturnya.

Baca Juga: Perdagangan Bursa Efek Tetap Libur Pada Jumat 22 Mei 2020, Walaupun ASN Dan Pegawai BUMN Masuk

Oleh karena itu, ia memutuskan untuk menghubungi pengurus pusat Persatuan Pengemudi Bus Pariwisata di mana ia juga menjadi salah satu anggotanya.

"Kemudian saya dihubungkan dengan pengurus Jawa Tengah yang ada di Semarang. Alhamdulilah saya dapat dukungan penuh, bahkan saya juga dimarahi kenapa melakukan hal nekad seperti itu," lanjutnya.

Selanjutnya kata Arif, ia diminta menunggu di Gringsing dan pengurus yang di Semarang akan datang menjemput untuk mengantarkannya ke Solo.

Baca Juga: Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H Versi Anti Mainstream Lainnya

Sesampainya di Solo, bapak satu anak ini langsung menuju ke rumah karantina, yaitu di Gedung Graha Wisata Niaga Solo.

"Waktu dicek kondisi saya bagus. Saya memang dengan kesadaran sendiri langsung ke rumah karantina ini. Sekaligus saya ingin menunjukkan kepada semua orang bukan berarti orang yang dari Jakarta itu membawa virus," ujarnya.

Sesuai dengan aturan, ia akan berada di rumah karantina tersebut hingga tanggal 29 Mei 2020.

"Jadi saya Lebaran di sini, tetapi banyak temannya. Saya juga belum ketemu keluarga, tetapi sudah memberi kabar kalau saya sudah sampai di Solo," tukasnya.*** (Evi Sapitri)

 

 

Baca Juga: Tagar 'Lelang' Trending di Twitter, Selebgram Sempat Unggah Lelang Keperawanan, Dikritik Warganet

 

 

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x