Network
ZONABANTEN.com - Untuk memperkuat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di desa sebanyak 1.000 kepala desa, lurah dan aparatur desa dari seluruh Indonesia menandatangani komitmen.
Nadiem Anwar Makarim memaparkan berdasarkan data pokok pendidik (Dapodik) 2021, tenyata masih ada sekitar 19.000 desa yang belum memiliki satuan PAUD. Padahal di usia keemasan 0 sampai 6 tahun di mana perkembangan manusia sangat pesat dari sisi bahasa, kognitif, emosional, sosial, dan moralitas.
Mengutip dari antaranews.com, “Kami mengapresiasi kerja sama Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Dalam Negeri, yang bersama-sama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mendorong kualitas penyelenggaraan pendidikan di desan sebagai upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan desa," jelas Nadiem.
Baca Juga: Kapan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 24 Dibuka? Berikut Bocoran Estimasinya
Nadiem Anwar Makarim mengatakan pendidikan anak usia dini merupakan kunci pembangunan sumber daya manusia (SDM) sepanjang hayat. Ia juga mengatakan tumbuh kembang anak usia dini menentukan bagaimana kehidupan mereka kedepannya.
“Usia dini merupakan usia emas tumbuh kembang anak, investasi pada usia dini merupakan investasi bernilai paling tinggi,” kata Nadiem.
Seluruh anak usia dini di Indonesia harus dapat menikmati pendidikan yang berkualitas yang tersedia di lingkungan desa. Anak usia dini tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 80.000 desa.
“Kemeterian Desa dan PDTT telah mengadopsi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Developments Goals (SDGs) di tingkat global, menjadi SDGs di tingkat desa dan mencanangkan “Pendidikan yang Berkualitas” sebagai salah satu targetnya,” ujar Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Halim Iskandar.
Hadirnya layanan PAUD yang berkualitas di desa tergantung pada kepala desa, lurah serta aparatur desa lainnya yang merupakan garda depan pembangunan daerah, tambahnya.
