Network
ZONABANTEN.com - Spesial 18 Februari 1975, diperingati sebagai hari jadi Kota Surakarta. Berikut sejarah singkat Surakarta dari masa lalu hingga letak geografisnya
Di masa lalu Kota Surakarta tidak lebih dari desa terpencil yang berjarak 10 km dari ibukota kerajaan Mataram.
Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaraan merupakan dua di antara empat pewaris dan penerus dinasti Mataram Islam.
Setelah pusat Kerajaan Mataram pindah ke Kartasura dan terjadi geger Pecinan, maka Pakubuwana II yang menjadi Raja Mataram memindahkan kratonnya dari Kartasura ke desa Sala. Sebuah tempat yang lebih menguntungkan untuk membangun kembali kerajaannya.
Sehingga pada tahun 18 Februari 1975 kerajaan dibongkar dan diarak menuju tepian Sungai Bengawan dan dibangun oleh Pakoe Boewono II beserta masyarakat sekitar.
Sebelumnya ibukota Keraton berada di Kartasura, 12 km dari kota Surakarta. Di Keraton Kasunanan Surakarta terdapat Art Gallery yang menyimpan bermacam benda-benda bersejarah yang mempunyai nilai seni dan sejarah yang tinggi.
Secara fisik bangunan Keraton Kasunanan Surakarta terdiri dari bangunan inti dan lingkungan pendukungnya seperti Gapura (pintu gerbang) yang disebut Gladag pada bagian Selatan. Kemudian ada dua alun-alun di sebelah Utara dan Selatan kompleks Keraton.
Juga terdapat Masjid Agung dan Pasar Batik yang terkenal yaitu Pasar Klewer. Kyai Slamet, Kerbau putih yang dikramatkan sebagai salah satu pustaka Keraton Kasunanan Surakarta.
Baca Juga: Hari Jadi Kota Tangerang 28 Februari, Berikut Sejarah Asal Kata 'Tangerang' Dari Masa Ke Masa
Lalu, dari kondisi geografisnya kota Surakarta terletak di dataran rendah dengan ketinggian 105 mdpl dan di pusat kota 95 mdpl. Kota Surakarta memiliki luas wilayah 44,1 km (0,14 % luas Jawa).
Letak kota Surakarta berada sekitar 65 km timur laut dari Yogyakarta dan 100 km di tenggara Semarang. Wialayah Surakarta dikelilingi oleh Gunung Merbabu dan Gunung Merapi dan di bagian timur dari Gunung Lawu.
Tanah Surakarta yang subur dikelilingi oleh Sungai Bengawan Solo, yang dilewati oleh Kali Anyar, Kali Pepe, dan Kali Jenes. Selain itu, Surakarta juga memiliki 19 mata air dari lereng gunung merapi.
Lalu lintas Surakarta berada pada jalur strategis JOGLOSEMAR. Jalur yang menghubungkan antara Semarang dengan Yogyakarta dan jalur Surabaya dengan Yogyakarta.***
