ZONA BANTEN – Layanan Rawat Inap Non Covid-19 di RSUD Kota Bogor ditutup sementara. Hal ini menyusul dikarantinanya 51 pegawai RSUD Kota Bogor selama 14 hari.
Karantina ini dilakukan setelah hasil rapid test virus corona Covid-19 terhadap 800 tenaga kesehatan, 51 tenaga kesehatan tersebut reaktif atau terindikasi Covid-19.
Saat dikonfirmasi oleh wartawan, Direkstur RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir mengatakan, 51 tenaga kesehatan tersebut akan dilakukan tes polymerase chain reaction (PCR) melalui tes swab. Hasil tes tersebut akan diketahui pada hari Jumat, 24 April 2020.
Baca Juga: Jokowi Resmi Larang Mudik Untuk Cegah Penyebaran Virus Corona
“Masih belum bisa dikatakan positif Covid-19, sebelum hasil tes swab-nya keluar. Semoga semua negatif PCR-nya. Namun tetap kami lakukan karantina,” kata Ilham Chaidir seperti dilansir oleh Pikiran-Rakyat.com, Rabu 22 April 2020.
Para tenaga kesehatan yang dikarantina berasal dari beragam pos pelayanan. Ada juga yang bertugas di luar pelayanan Covid-19 sebagai petugas resepsionis, petugas jaga, dan perawat ICU.
“Dari analisa tim, kalau hasil swab nantinya positif, analisa paparan bisa terjadi di saat melayani pasien-pasien yang OTG (orang tanpa gejala) di rawat jalan, kamar operasi atau dari luar ketika pulang. Apalagi di Kota Bogor sudah red zone, jadi banyak ODP dan OTG. Makannya kenapa PSBB sangat penting dilakukan,” kata Ilham.
Baca Juga: Anisa Rahman Populer Dengan Membawakan Lagu Aisyah Istri Rasulullah
Sementara itu, Pemerintah Kota Bogor juga telah menerima laporan adanya 51 pegawai RSUD yang hasil rapid test Covid-19 reaktif. Sebagai antisipasi pencegahan dan penyebaran virus Covid-19 di Kota Bogor, Pemerintah Kota Bogor untuk sementara menutup layanan rawat inap non Covid-19 sampai keadaan lebih aman.
“Rencananya, RSUD kita fokuskan untuk tangani Covid-19, kita juga mengurangi rawat jalan non Covid-19. Untuk non medis di manajemen RS memang agak berbeda dengan ASN bidang lain, tenaga mereka pasti sangat dibutuhkan di saat ini,” kata Dedie A Rachim.