6 Fakta Unik R.M. Tirto Adhi Soerjo, Tokoh Pers Perintis Persuratkabaran serta Kewartawanan Nasional Indonesia

- 9 Februari 2022, 08:15 WIB
6 Fakta Unik dari R.M. Tirto Adhi Soerjo, Seorang Tokoh Pers dan Perintis Persuratkabaran serta Kewartawanan Nasional di Indonesia
6 Fakta Unik dari R.M. Tirto Adhi Soerjo, Seorang Tokoh Pers dan Perintis Persuratkabaran serta Kewartawanan Nasional di Indonesia /

ZONABANTEN.com – Hari Pers Nasional yang diperingati setiap tanggal 9 Februari, merupakan salah satu hari paling bersejarah.

Dikutip ZONABANTEN.com dari BERITA DIY, pemilihan tanggal ini merupakan hasil kebijakan dari Presiden Soeharto.

Di mana pada tahun 1985 beliau mengeluarkan Keppres Nomor 5 Tahun 1985 tentang Hari Pers Nasional.

Hari Pers Nasional merupakan peristiwa yang penting bagi Media pers dan seluruh jajarannya di Tanah Air untuk mengenang jasa para tokoh yang sudah berjasa.

Baca Juga: Sejarah Hari Pers Nasional, Awal Mula Penetapan 9 Februari Menjadi HPN

Dan salah satu tokoh Pers yang menjadi pelopor hal ini adalah R.M. Tirto Adhi Soerjo.

Dikutip ZONABANTEN.com dari Situs Resmi Ensiklopedia Sastra Indonesia – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, berikut adalah fakta-fakta uniknya:

1. Punya pengalaman kerja di Kantor Berita

R.M. Tirto Adhi Soerjo pernah bekerja sebagai redaktur harian Berita Betawi yang sebelumnya bernama Bintang Betawi.

Setelah itu, beliau mendirikan sekaligus menjadi pemimpin Kantor Surat Kabar Medan Prijaji yang berlokasi di Kota Bandung.

Selama berkarya di dunia pers, metode T. Pangemanan dan Razoux Kuhr menjadi gaya kewartawanan dan metode jurnalistik yang digunakannya.

Baca Juga: Hari Pers Nasional 2022, Presiden Joko Widodo Akan Hadir pada Hari Puncak ke Kendari

2. Membuat tulisan-tulisan yang berisi kritik dalam bentuk cerpen.

Medan Prijaji dikenal sebagai surat kabar nasional pertama karena menggunakan bahasa Melayu atau yang sekarang dikenal sebagai bahasa Indonesia.

Sebagai surat kabar pertama yang bersuara nasional, Tirto menggunakan hal ini sebagai alat propaganda dan pembentuk pendapat umum.

Di dalam Medan Prijaji, sering muncul kritik-kritik dan kecaman pedas terhadap pemerintah kolonial Belanda yang ditulis sendiri oleh beliau pada saat itu.

Uniknya, tulisan-tulisan itu dikemas dalam bentuk cerita pendek sehingga tidak terlihat membosankan untuk dibaca.

3. Mempekerjakan orang Indonesia asli di Kantor Berita Medan Prijaji

Baca Juga: Prakerja Gelombang 23 Segera Dibuka, Simak 7 Tahapan Serta Cara Mendaftar

Seluruh pekerja mulai dari pengasuhnya, percetakan, penerbitan dan wartawannya adalah orang ‘pribumi’ atau ‘Indonesia asli’.

4. Disebut sebagai perintis bacaan fiksi dan non-fiksi.

R.M. Tirto Adhi Soerjo merupakan golongan bumiputra yang bisa disebut sebagai perintis fiksi modern.

Beliau juga dikenal sebagai pelopor pergerakan nasional yang menyusun bacaan-bacaan fiksi dan non-fiksi.

Hal ini juga mendorong beberapa tokoh pergerakan, seperti Mas Marco Kartodikromo, Soewardi Soerjaningrat, Tjipto Mangoenkoesoemo, Semaoen, Darsono dan lainnya untuk melakukan hal yang sama.

Karya-karya yang sudah dikeluarkan antara lain:

Baca Juga: Buaya Berkalung Ban Selama 6 Tahun di Palu Akhirnya Berhasil Dilepaskan

A. Fiksi

· Doenia Pertjintaan 101 Tjerita jang soenggoe terjadi di Tanah Priangan (1906)

· Tjerita Njai Ratna (1909)

· Membeli Bini Orang (1909)

· Busono (1912)

B. Non-fiksi, atau lebih tepatnya ‘tulisan politik’

· Gerakan Bangsa Tjina di Soerabaja melawan Handelsvereniging Amsterdam dimuat di Soenda Berita (1904)

· Bangsa Tjina di Priangan, dimuat di Soenda Berita (1904)

· Peladjaran Boeat Perempoean Boemipoetera, dimuat di Soenda Berita (1904)

· Soeratnja Orang-Orang Bapangan, dimuat di Medan Prijaji (1909)

· Persdelict: Umpatan, diumumkan dalam Medan Prijaji (1909)

Baca Juga: Lebih Berisiko, Luhut Binsar Pandjaitan: Pemerintah Akan Melakukan Kebijakan Proteksi!

· Satoe Politik di Banjumas, disiarkan di Medan Prijaji (1909)

· Drijfusiana di Madioen, dimuat di Medan Prijaji (1909)

· Kekedjaman di Banten, dimuat di Medan Prijaji (1909)

· Omong-Omong di Hari Lebaran, disiarkan di Medan Prijaji (1909)

· Apa jang Gubermen Kata dan Apa jang Gubermen Bikin, dimuat di Medan Prijaji (1910)

· Oleh-Oleh dari Tempat Pemboeangan, disiarkan pertama kali di harian Perniagaan dan diumumkan kembali di Medan Prijaji tahun 1910

5. Seorang tokoh pers dan tokoh kebangkitan nasional Indonesia

Sebagai seorang wartawan, beliau adalah seorang tokoh pers dan tokoh kebangkitan nasional Indonesia.

Baca Juga: Begini Persiapan Pemerintah Dalam Mengatur Ekosistem Industri Media

Beliau juga dikenal sebagai perintis persuratkabaran dan kewartawanan nasional Indonesia

6. Kisah dan perjuangan hidupnya diangkat dalam sebuah buku

Kisah perjuangan dan kehidupan Tirto diangkat oleh Pramoedya Ananta Toer dalam sebuah buku berjudul “Tetralogi Buru dan Sang Pemula”.

Selain itu, Takashi Shiraishi dalam buku Zaman Bergerak menyebut Tirto sebagai orang bumiputra pertama yang menggerakkan bangsa dengan bahasanya melalui Medan Prijaji.

Demikian fakta unik dari sosok R.M. Tirto Adhi Soerjo, salah satu tokoh yang sangat berjasa bagi Pers Indonesia.

Selamat Hari Pers Nasional.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Berita DIY Ensiklopedia Kemendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah