Ketua OJK Wimboh Santoso: Restrukturisasi Kredit Macet Capai Rp.663,49 Triliun Sepanjang 2021

- 27 Januari 2022, 20:01 WIB
Ketua OJK, Wimboh Santoso
Ketua OJK, Wimboh Santoso /Setkab

ZONABANTEN.com —Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan terdapat kredit macet yang direstrukturisasi sejumlah Rp663,49 triliun sampai akhir Desember 2021.

"Ini yang kami sampaikan menjadi PR kami agar pada waktunya saat POJK dinormalkan di 2023 tidak menimbulkan cliff effect sehingga perbankan diminta terus membentuk cadangan," kata Wimboh dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI yang dipantau di Jakarta, Kamis, 27 Januari 2022.

Sampaik akhir Desember 2021, OJK mencatat sebanyak 3,11 juta debitur usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki kredit macet dan melakukan restrukturisasi kredit senilai Rp256,73 triliun karena terdampak COVID-19.

Baca Juga: Kapolri Sigit Prabowo: Satgas BLBI Sita Rp.5,9 Triliun Aset Obligator

Sedangkan 0,93 juta debitur non-UMKM memiliki kredit macet dan melakukan restrukturisasi kredit sebesar Rp406,76 triliun.

"Kami juga tidak akan confidence 100 persen akan pulih semua, sehingga ini yang akan menjadi luka yang dalam. Kita akan masih membutuhkan bantuan cukup besar terutama sektor-sektor yang berkaitan dengan pariwisata, seperti transportasi, hotel, dan restoran," katanya.

Adapun dari Rp.663,49 triliun dana yang direstrukturisasi, perbankan telah membentuk rasio cadangan kerugian pemilihan nilai (CKPN) sebesar 16 persen pada Desember 2021 atau meningkat dari 14,85 persen di November 2021.

"Dalam nominal jumlahnya sudah Rp106,2 triliun di Desember 2021. Ini adalah upaya yang akan terus kita lakukan agar CKPN lebih besar lagi porsinya dengan berjalannya waktu dan tidak mengganggu saat nanti dinormalkan," kata Wimboh.

Baca Juga: TERKINI Covid-19 DKI Jakarta Hari Ini 27 Januari 2022, Kasus Baru Tak Terbendung

"Pertumbuhan kredit di 2021 ini menunjukkan pemulihan di 2022 akan lebih besar lagi. Dan ini telah didukung oleh pertumbuhan kredit modal kerja yang jumlahnya naik 6,32 persen secara year on year," sambungnya.

Adapun secara rinci kredit konsumsi mengalami peningkatan 4,67 persen yoy, sementara kredit investasi terkontraksi 4,01 persen.

Sementara itu, berdasarkan kategori debitur, kredit korporasi juga meningkat 2,72 persen yang diyakini akan turut meningkatkan penyaluran kredit terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) nantinya. Pada 2021, kredit UMKM sendiri tercatat tumbuh 11,23 persen yoy.

"Berdasarkan sektor, seluruh sektor utama mencatatkan pertumbuhan kredit baik month to month maupun year on year. Terutama, sektor transportasi dan rumah tangga dengan nominal pertumbuhan bulanan terbesar yakni masing-masing Rp10,9 triliun dan Rp10,1 triliun pada Desember 2021," imbuh Wimboh.

Baca Juga: Lansia Tewas Dikeroyok Usai Dituduh Maling, Keluarga: Kami Nggak Terima

Pertumbuhan kredit di 2021 masih ditopang oleh penyaluran kredit dari bank badan usaha milik negara (BUMN) yang tumbuh 7,24 persen yoy. Sedangkan penyaluran kredit bank asing terkontraksi 0,01 persen yoy.

Selanjutnya, pada Desember 2021 OJK mencatat kredit baru yang disalurkan kembali mengalami peningkatan hingga mencapai Rp289,82 triliun.

"Ini menarik bahwa ini menunjukkan pertumbuhan akan lebih sustain ke depan. Dan di samping itu juga terdapat undisbursed loan yang meningkat dan uncommited loan juga meningkat cukup tinggi," pungkasnya.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x