Cuaca Kian Ektrem Hambat Nelayan Sumsel Melaut

- 13 Januari 2022, 06:55 WIB
Nelayan memperbaiki kapal sembari menunggu masa melaut di Dermaga Palembang, Sumatera Selatan/ANTARANEWS
Nelayan memperbaiki kapal sembari menunggu masa melaut di Dermaga Palembang, Sumatera Selatan/ANTARANEWS /

ZONABANTEN.com – Dari lansiran ANTARANEWS, Rabu 12 Januari 2022, para Nelayan yang tinggal di Sumatera Selatan tidak dapat melaut atau turun ke laut untuk menangkap ikan akibat cuaca kian ekstrem dengan periode waktu yang lebih lama dari biasanya.

Aning, nelayan asal Palembang yang dijtemui di Gudang Ikan Palembang, Rabu, menjelaskan cuaca ekstrem di laut dengan gelombang tinggi hingga 5 meter terjadi di perairan Natuna, Kepulauan Riau, sejak November.

Normalnya gelombang tinggi pengaruh angin barat itu terjadi selama tiga bulan dari bulan Desember sampai Februari.

“Kini cuaca tak menentu, terkadang dari November sudah tak bisa melaut,” ujarnya.

Baca Juga: Kim Nam Gil dan Jin Sun Kyu Pergi ke Ujung Bumi untuk Membaca Pikiran Penjahat di Teaser Through The Darkness

Ia menyatakan kondisi ini membuat sebagian anak buah kapal asal Jawa untuk pulang kampung, dan sebagian lagi tinggal di darat di kota Palembang sambil mereparasi kapal yang mengalami kerusakan.

Ada pula dari nelayan pinda pekerjaan dari pekerja yang di kapal-kapal ikan yang beroperasi di perairan Papua karena gelombang laut yang kondusif.

“Aktivitas selama menunggu ini, paling diisi dengan memperbaiki kapal, jaring, memompa air supaya kapal tak tenggelam, ya seperti itu rutinitasnya,” kata dia.

Kapal-kapal nelayan Palembang yang umumnya berlabuh di Dermaga 12 Ulu ternyata melaut hingga ke Kepulauan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau atau mengarah ke lokasi tangkap ikan di kawasan paling utara Selat Karimata.

Baca Juga: Jadwal Indosiar Kamis, 13 Januari 2022, Saksikan Live BRI Liga 1 2021/2022 Persib Bandung VS Bali United FC

Sedangkan kapal-kapal berkapasitas 30 GT melaut hingga ribuan mil seiring jumlah ikan di perairan Sungsang, Bangka Belitung berkurang.

Mulai tahun 1990-an, kapal-kapal telah melaut ke Pulau Natuna yang sepertinya bukan Nelayan dari Propisni Sumatera Selatan (Sumsel) juga dari propinsi lain dari Pulau Sumatera, menurut Aning.

Berkurangnya tangkapan ikan di perairan Sumatera Selatan juga dirasakan oleh hampir seluruh Nelayan yang berasal dari propinsi Sumsel ini.

Aziz (64), nelayan lain asal Sungsang, Banyuasin, Sumsel mengeluhkan berkurangnya tangkapan ikan semenjak sepuluh tahun terakhir yang memaksanya untuk mencarai tangkapan di perairan lain seperti perairan di Kepulauan Riau.

Baca Juga: Cerita El Clasico, Profil Luis Figo, Pengkhianat Barcelona yang Bersinar bersama Real Madrid

Tetapi usaha ini terhambat oleh alam dengan gelombang laut tinggi bukan berlangsung pada musim angin barat sekitar setiap akhir dan awal tahun.

"Jika hanya berlayar ke perbatasan Bangka, jumlah tangkapan sudah sangat sedikit, jadi saya dan teman-teman ke tangkapan ikan banyak seperti di Kepulauan Riau, mau tidak mau," ujarnya. ***

 

Editor: Yuliansyah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x