Tak Hanya Gilang, Mahasiswa UNS Ungkap Kekerasan Diklatsar Menwa: Ditinju, Ditendang, hingga Ditampar

- 5 November 2021, 11:26 WIB
Tak Hanya Gilang, Mahasiswa UNS Ungkap Kekerasan Diklatsar Menwa : Ditinju, Ditendang, Hingga Ditampar
Tak Hanya Gilang, Mahasiswa UNS Ungkap Kekerasan Diklatsar Menwa : Ditinju, Ditendang, Hingga Ditampar /Pexels @Pixabay

ZONABANTEN.com – Baru-baru ini tengah ramai di media sosial tagar yang bertuliskan Justice For Gilang, yaitu mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) yang meninggal beberapa waktu lalu ketika sedang mengikuti Diklatsar Menwa UNS.

Kasus Gilang yang meninggal ketika sedang mengikuti Diklatsar Menwa UNS ini dianggap perlu diusut tuntas oleh keluarga maupun para mahasiswa UNS sendiri.

Hal ini dikarenakan Gilang yang sebelumnya tidak menderita penyakit yang parah tiba-tiba saja meninggal dunia ketika menjalani kegiatan Diklatsar Menwa UNS pada Minggu, 24 Oktober 2021 lalu.

Baca Juga: Gilang Mahasiswa UNS Yang Meninggal Setelah Diklat Menwa, Keluarga Ungkap Fakta Mengejutkan

Gilang yang merupakan mahasiswa UNS jurusan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Vokasi UNS ini ditemukan meninggal setelah mengeluh kakinya kram.

Mencuatnya tagar Justice For Gilang ini ramai lantaran pengakuan mahasiswa UNS lainnya yang berinisial NYP melalui sebuah thread di Twitter tentang kekerasan yang juga ia alami ketika mengikuti Diklatsar Menwa UNS.

NPY yang merupakan mahasiswa jurusan biologi di UNS memberanikan diri untuk mengungkapkan bahwa kasus kematian Gilang ini tak hanya sekali terjadi di Diklatsar Menwa UNS.

Baca Juga: Tottenham Hotspur Kalahkan Vitesse Arnhem, Son Heung-min: Pertandingan Ini seperti Roller Coaster!

Pada tahun 2013 ternyata juga sempat ada korban meninggal dunia ketika Diklatsar Menwa UNS namun tidak ada tindak lanjut ke ranah hukum dan tidak ada tindakan autopsi karena keluarga telah mengikhlaskan.

Ketika mengikuti Diklatsar Menwa UNS pada 2013 lalu, NPY mengatakan bahwa pada saat Pra Gladi Patria (PGP) Diklatsar Menwa UNS dirinya mendapatkan kekerasan parah secara fisik.

NPY mengaku tidak menyangka bahwa kekerasan ini akan terjadi di lingkungan kampus yang tidak sepantasnya ada kekerasan.

Baca Juga: Daftar Pemain dan Link Jadwal Perempatfinal Hylo German Open 2021 Hari Ini, Jumat 5 November 2021

“Karena ini kan lingkungan kampus, bukan lingkungan akademi militer, ya aku pikir gak aka nada tindak kekerasan. Sayang, faktanya gak seindah pemikiranku, kenyataan di lapangan bagaikan di neraka,” tulis NPY di akun Twitter pribadinya.

Dalam 3 minggu NPY menjalani PGP Diklatsar Menwa UNS, banyak kekerasan fisik yang ia alami.

Pada minggu kedua melaksanakan PGP Diklatsar Menwa UNS, NPY mengaku ditampar berkali-kali dan dipopor senjata.

Bahkan hukuman yang diberikan ketika Diklatsar Menwa UNS tersebut memiliki sebutan khasnya masing-masing.

“Kekerasan yang aku alami di minggu kedua yaitu ditampar berkali-kali dan dipopor senjata. Hukuman ini punya sebutan masing-masing.” kata NPY.

Baca Juga: Sambut Hari Pahlawan, Raden Aria Wangsakara Pendiri Tangerang Dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional dari Banten

Meskipun tiap-tiap peserta mengenakan helm baja, namun tetap saja merasakan sakit ketika diberi hukuman dipopor senjata menurut NPY, yaitu popor senjata dijatuhkan ke atas kepala.

“Otak rasanya ikut berguncang semua, feelingku ini yang bikin almarhum Gilang meninggal dunia,” ujar NPY.

Tak hanya itu, NPY juga membeberkan bahwa para peserta laki-laki Diklatsar Menwa UNS bahkan ada yang ditendang, ditinju hingga bibir sobek karena sering dipukuli di tempat yang sama.

Tindak kekerasan di Diklatsar Menwa UNS ini menurut NPY kebanyakan dilakukan ketika malam hari saat kampus sepi dan minim saksi mata apalagi kegiatan Diklatsar Menwa UNS ini dilaksanakan ketika liburan semester yang membuat suasana lingkungan kampus semakin sepi.

Baca Juga: Prakerja Gelombang 23 Telah Dipastikan Akan Dibuka, Catat Ini Informasi Terbaru dari Pemerintah!

Lebih parahnya lagi, NPY menceritakan ketika dirinya mengikuti acara di luar kampus UNS yaitu yang berlokasi di Desa Karanglo Kecamatan Tawangmangu, satu angkatannya ditinju sekali di bagian perut baik laki-laki maupun perempuan.

Kemudian pada saat akan kembali ke kampus UNS setelah acara terakhir Diklatsar Menwa UNS tersebut, NPY mengatakan salah satu teman seangkatannya ambruk tak sadarkan diri dan tidak ada ambulans yang mengikuti mereka lantaran dianggap telah dekat dengan kampus.

NPY melihat sendiri temannya tersebut ambruk tak sadarkan diri hingga menyebabkan temannya tersebut meninggal dunia karena tidak ada pertolongan medis hingga akhirnya terpaksa dibonceng oleh panitia meski akhirnya meninggal dunia.

Baca Juga: Kontingen Banten Kirim 25 Atlet ke Peparnas 2021 di Papua, Targetkan Posisi 10 Besar

NPY mengaku sangat menyayangkan jika kasus peserta meninggal ketika menjalani Diklatsar Menwa UNS ini kembali terjadi saat ini.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Twitter @putri_yudianti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah