Ketika mengikuti Diklatsar Menwa UNS pada 2013 lalu, NPY mengatakan bahwa pada saat Pra Gladi Patria (PGP) Diklatsar Menwa UNS dirinya mendapatkan kekerasan parah secara fisik.
NPY mengaku tidak menyangka bahwa kekerasan ini akan terjadi di lingkungan kampus yang tidak sepantasnya ada kekerasan.
Baca Juga: Daftar Pemain dan Link Jadwal Perempatfinal Hylo German Open 2021 Hari Ini, Jumat 5 November 2021
“Karena ini kan lingkungan kampus, bukan lingkungan akademi militer, ya aku pikir gak aka nada tindak kekerasan. Sayang, faktanya gak seindah pemikiranku, kenyataan di lapangan bagaikan di neraka,” tulis NPY di akun Twitter pribadinya.
Dalam 3 minggu NPY menjalani PGP Diklatsar Menwa UNS, banyak kekerasan fisik yang ia alami.
Pada minggu kedua melaksanakan PGP Diklatsar Menwa UNS, NPY mengaku ditampar berkali-kali dan dipopor senjata.
Bahkan hukuman yang diberikan ketika Diklatsar Menwa UNS tersebut memiliki sebutan khasnya masing-masing.
“Kekerasan yang aku alami di minggu kedua yaitu ditampar berkali-kali dan dipopor senjata. Hukuman ini punya sebutan masing-masing.” kata NPY.
Meskipun tiap-tiap peserta mengenakan helm baja, namun tetap saja merasakan sakit ketika diberi hukuman dipopor senjata menurut NPY, yaitu popor senjata dijatuhkan ke atas kepala.