Kepala BMKG Sebut Perubahan Iklim Jadikan Ilmu Titen “Ambyar'

- 8 Oktober 2021, 09:58 WIB
Waspada Cuaca Ekstrem 10 Hari Kedepan,Kepala BMKG Sebut Perubahan Iklim Jadikan Ilmu Titen “Ambyar"
Waspada Cuaca Ekstrem 10 Hari Kedepan,Kepala BMKG Sebut Perubahan Iklim Jadikan Ilmu Titen “Ambyar" /

ZONABANTEN.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan ilmu titen yang kerap menjadi pegangan nelayan “ambyar” akibat perubahan iklim.

Alhasil, tidak jarang nelayan harus pulang dengan tangan kosong karena hasil melaut tidak maksimal.

Bahkan, tidak jarang nelayan mengalami kecelakaan dan menjadi korban akibat badai dan gelombang tinggi.

“Ilmu Titen sudah sangat sulit untuk dijadikan acuan. Cuaca dan iklim saat ini begitu sangat dinamis dan sukar untuk ditebak,” ungkap Dwikorita Karnawati saat membuka Sekolah Lapang Cuaca Nelayan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Kamis 7 Oktober 2021.

Baca Juga: Netflix Resmi Bekerja Sama dengan TBS, Siap Distribusikan Drama Jepang Secara Global 

Dwikorita mengatakan, perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat.

Kenaikan suhu bumi tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah sistem iklim yang mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia.

Misalnya, seperti kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian, termasuk ekosistem wilayah pesisir.

Dicontohkan Dwikorita, saat banjir besar yang menyergap Jabodetabek di penghujung tahun 2019 hingga awal tahun 2020 lalu.

Baca Juga: Pekerja di Tangerang Tewas dalam Gorong-gorong, Polisi : Dugaan Tewas Kerena Uap Gas Alam

Berdasarkan prakiraan yang terkonfirmasi dari analisis BMKG, kejadian tersebut disebabkan oleh seruak udara dingin (cold surge) dari Tibet ke Hong Kong yang selanjutnya masuk ke wilayah Jabodetabek.

Cold surge  sendiri merupakan seruakan yang mengandung massa udara dingin dari daratan Asia ke arah selatan.

Artinya, kata dia, perubahan iklim inilah yang kemudian menjadi biang keladi cuaca ekstrem yang kerap menghantam Indonesia.

Mulai dari hujan lebat disertai kilat dan petir, siklon tropis, gelombang tinggi, hingga hujan es.

Baca Juga: Link Live Streaming Kualifikasi Piala Dunia 2022, Jerman VS Rumania, Prediksi dan Head To Head

Meski bukan berasal dari Indonesia, lanjut dia, namun dampaknya bisa dirasakan oleh Indonesia.

“Perubahan iklim sendiri adalah peristiwa global, namun dampaknya dirasakan secara regional ataupun lokal. Tidak ada batasan teritorial negara,” imbuhnya.

Dwikorita menyebut, kondisi inilah yang memacu BMKG untuk menggencarkan pelaksanaan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan di daerah-daerah pesisir pantai.

Melalui SLCN yang digelar, BMKG ingin nelayan dapat melaut, mendapatkan hasil dan pulang dengan selamat.***

 

Editor: Yuliansyah

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x