ZONABANTEN.com - Pada siaran pers Rabu, 22 September 2021, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peringatkan potensi cuaca ekstrem di masa peralihan (Pancaroba) dari kemarau ke musim hujan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, arah angin bertiup sangat bervariasi, sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa dengan tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya.
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi Guswanto menjelaskan mengenai tanda-tanda sebelum terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek.
Baca Juga: Sebagai Penyedia Vaksin Terbesar Ketiga di Dunia, Jepang Donasikan 60 Juta Dosis Vaksin COVID-19
Berdasarkan analisis citra satelit, cuaca ekstrem terjadi karena adanya pertumbuhan awan Cumulonimbus yang sangat aktif terbentuk.
Awan Cumulonimbus (CB) biasanya terbentuk di saat pagi menjelang siang. Tanda-tanda awan CB bentuknya seperti bunga kol, warna keabu-abuan dengan tepian yang jelas.
Menjelang sore hari, awan CB akan berubah menjadi gelap yang kemudian dapat menyebabkan hujan, petir, dan angin kencang.
Baca Juga: UPDATE Terkini Kasus Covid-19 di Jawa Tengah 23 September 2021, PARAH! Kasus Baru Nanjak Lagi
Guswanto juga menjelaskan cuaca ekstrem di wilayah Indonesia terjadi karena fenomena gelombang atmosfer yang aktif hampir di seluruh wilayah Indonesia.