Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa Indonesia dan Prancis merupakan Negara sahabat yang memiliki kedekatan secara historis.
Dalam pernyataan tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan juga mengatakan kerja sama bilateral ini merupakan upaya keberlanjutan pemerintah dalam meningkatkan pembangunan di wilayah pesisir, juga menjaga ekosistem laut.
Upaya itu diwujudkan Indonesia dan Prancis dalam tiga naskah kerjasama yang telah ditandatangani dan disepakati.
Tiga kesepakatan tersebut antara lain meliputi Letter of Intent (LOI) atau Pernyataan Kehendak tentang Pembentukan Dialog Maritim Bilateral, Letter of Intent (LOI) tentang Pembangunan Pelabuhan Ramah Lingkungan di Indonesia dan Joint Statement atau Pernyataan Bersama Tentang
Pengembangan Program Kerja Sama Kelautan dan Perikanan.
Tahap awal pembangunan pelabuhan ramah lingkungan sendiri akan berlangsung di Bitung, Kendari, Cilacap dan Belawan.
Indonesia dan Prancis telah mendeklarasikan kerja sama maritim sejak 2017, juga termasuk mitra strategis perdagangan dengan nilai ekspor Indonesia mencapai 31,87 Juta dolar AS pada tahun 2020.
Menteri Trenggono juga mengungkapkan harapannya pada Menteri Kelautan Prancis, Annick Girardin agar dapat membantu meningkatkan volume ekspor produk Indonesia dan menyuarakan pembebasan tarif awal lebih dari 500 produk Indonesia ke Uni Eropa.
Selain membuat tiga naskah dan kesepakatan kerja sama bilateral, dalam peringatan Hari Laut Sedunia ini Menteri Trenggono juga mengkampanyekan pemberantasan praktik penangkapan ikan ilegal yang telah menjadi masalah global sejak dulu
“Saya yakin antara Prancis dan Indonesia bisa berbagi informasi melawan illegal fishing dan menyelaraskan tindakan-tindakan untuk melawan illegal fishing. Saya rasa tidak hanya Indonesia dan Prancis, tapi kita semua punya kewajiban dan tanggung jawab atas kelestarian laut,” ujar Menteri Trenggono.
Sumber: ANTARA