Hanya Sebagai Provokator, Tokoh OPM Sebut Veronica Koman Tidak Punya Hak Bicara Tentang Papua

- 9 Mei 2021, 07:57 WIB


ZONABANTEN.com - Demonstrasi Papua beberapa waktu lalu yang terjadi akibat insiden rasis di Surabaya sempat makin kisruh karena adanya pernyataan kontroversi dari Veronica Koman yang saat ini menjadi tersangka dan melarikan diri.  

Menyikapi hal tersebut seorang tokoh senior Papua yang juga mantan tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) Nicholas Messet kembali menegaskan siapa veronica Koman.

Menurutnya Veronica Koman selalu memprovokasi dari pelariannya di Australia, sama sekali tidak punya hak untuk bicara masalah Papua.

Baca Juga: Bamsoet: Negara harus tegas dan Tanpa Kompromi Untuk Hentikan Teror KKB di Papua

"Anda, Veronica Koman, bukan orang Papua. Anda tidak lebih dari seorang provokator,” ujar Nicholas Messet, salah seorang mantan tokoh senior OPM, dalam acara webinar “Memahami Papua, serta Upaya Penyelesaian Secara Kolaboratif dan Holistik", Sabtu 8 Mei 2021.

Nicholas Meset menambahkan dalam kondisi sekarang sudah tidak ada lagi keraguan dari Pemerintah Republik Indonesia dalam membangun Papua. Karena itu, berbagai pihak yang selalu memprovokasi masyarakat, agar menghentikan aktivitasnya.

“Anda hanya mencari keuntungan atas kekisruhan ini. Saya harap, Anda Veronica Koman jangan campuri lagi urusan Papua, Anda adalah provokator yang pengecut bersembunyi di luar negeri,” ujar Nicholas Messet

Baca Juga: Wakil Ketua MPR RI: Selamatkan Al Aqsa, Hentikan Teror Israel

Beberapa waktu sebelumnya Veronica Koman dikenal setelah terjadinya demonstrasi di Papua yang dipicu oleh insiden rasis di Surabaya pada 4 September 2019. Veronica Koman ditetapkan sebagai tersangka, karena dituduh telah melakukan penghasutan dan memprovokasi melalui media sosial, saat ini berada dalam pelariannya di Australia.

Menurut Nicholas Messet, masih ada kelompok kriminal di Papua, tapi eksistensinya sudah semakin melemah, yaitu OPM tersebar dalam empat faksi, yaitu Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dengan Presiden Victor Yeimo.

Baca Juga: Anis Matta: Poros Islam Pada Pilpres 2024 Mengakibatkan Keterbelahan Masyarakat

Kemudian, United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dengan Presiden Benny Wenda, OPM Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (OPM-TPNPB) dipimpin Jeffrey Bolmanak, dan Kelompok Negara Federal Republik Papua Barat (NFRPB) dengan Presiden Forkorus Yaboisembut.

“Sekarang dengan pendekatan antropologi budaya yang dilakukan pemerintah pusat di Jakarta, pemberdayaan masyarakat adat dan hak-hak masyarakat adat di Papua harus menjadi perhatian. Orang Papua harus segera bangkit dari keterpurukan,” kata Nicholas Messet.***

Disclaimer: Artikel ini telah mengalami proses penyuntingan karena sumber berita juga melakukan perbaikan di bagian foto dan narasumber dari sebelumnya Nicholas Youwe menjadi Nicholas Messet.

Proses penyuntingan ini bermaksud untuk meluruskan informasi dan mengoreksi fakta yang diberikan.

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x