Kapolda Papua: Puluhan Warga Yang Sebagian Besar Guru Minta Dievakuasi Dari Beoga

- 12 April 2021, 13:39 WIB
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri mengatakan tim gabungan TNI-Polri akan mengerahkan helicopter untuk mengevakuasi warga Beoga, Kabupaten Puncak, Papua.
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri mengatakan tim gabungan TNI-Polri akan mengerahkan helicopter untuk mengevakuasi warga Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. /Evarukdijati/ANTARA

ZONABANTEN.com - Pasca penembakan pada dua guru yang terjadi dalam dua hari berbeda. Di hari pertama yakni pada hari Kamis, 8 April 2021, Oktovianus Rayo (43), seorang guru SD tewas ditembak di Kampung Julukoma, Distrik Beoga Kabupaten Puncak, Papua.

Menurut keterangan Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fakhiri, penembakan itu terjadi pada pukul 09.30 WIT, kemudian sehari setelahnya, atau pada Jumat KKB kembali melakukan penembakan terhadap guru yakni Yonatan Raden (28).

Akibat kejadian tersebut, warga menjadi trauma dan ketakutan. Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Mathius Fakhiri menyebut sekitar 40 warga pendatang dari luar Papua meminta segera dievakuasi dari Beoga, Kabupaten Puncak ke wilayah Timika.

Selain itu hal tersebut karena para warga tersebut merasa terancam kondisi keselamatannya setelah penembakan yang menewaskan dua orang guru pada pekan lalu itu.

Baca Juga: Tips Meminimalkan Konflik Dengan Pasangan Selama Bulan Ramadhan

Saat ditemui media di Timika, pada hari Senin, Kapolda Papua mengatakan saat ini puluhan warga pendatang dari luar Papua itu berkumpul atau mengungsi di Kantor Koramil dan sebagian lagi di Polsek Beoga.

Warga yang meminta segera dievakuasi ke luar dari Beoga itu sebagian merupakan guru-guru yang bertugas di Distrik Beoga, keluarga mereka dan warga lainnya yang selama ini mencari nafkah di wilayah itu dengan membuka kios bahan kebutuhan pokok maupun tukang ojek.

"Tadi malam saya mendapat informasi ada sekitar 40-an orang. Mudah-mudahan mereka bisa dievakuasi keluar dari sana," kata Irjen Fakhiri.

Sampai sejauh ini Kapolda Papua belum bisa memastikan kapan puluhan warga pendatang dari luar Papua itu bisa dievakuasi dari Beoga. Hal itu, katanya, sangat bergantung pada kondisi keamanan di Bandara Beoga yang saat ini diketahui diganggu dengan keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Baca Juga: Kebakaran Ruko Di Singkawang Dua Penghuni Terjebak Di Dalam Ruko

"Apabila kita bisa mengamankan parameter di sekitar Bandara Beoga maka pasti kami akan bawa masyarakat yang ada di sana keluar dari wilayah itu," jelasnya.

Sebelumnya pada pekan lalu, dua orang guru yang bertugas di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak tewas tertembak oleh KKB yang teridentifikasi merupakan kelompok Nau Waker alias Tidak Jadi Waker.

Kronologi terjadinya penembakan pada Guru Oktovianus Rayo (42) yang sudah bertugas 10 tahun di SD Kelmabet, Distrik Beoga ditembak KKB saat sedang menjaga kiosnya di kompleks perumahan guru SMP Negeri 1 Beoga pada hari Kamis, 8 April 2021.

Isteri almarhum Oktovianus diketahui juga merupakan guru yang bertugas di SMP Negeri 1 Beoga.

Almarhum Oktovianus terkena tembakan peluru dari jarak dekat mengenai rusuk hingga menembus perut.

Baca Juga: Jamaah Pesantren Mahfilud Dluror di Desa Suger Kidul, Kabupaten Jember Puasa Lebih Awal

Berselang sehari kemudian, Yonathan Renden, guru SMP Negeri 1 Beoga juga meregang nyawa setelah diberondong tembakan oleh KKB.

Saat itu Yonathan bersama Kepsek SMP Negeri 1 Beoga baru keluar dari rumah yang berada di ujung Bandara Beoga untuk mengambil terpal, hendak membungkus jenazah almarhum Oktovianus.

Almarhum Yonathan terkena tembakan peluru KKB di bagian dada kiri dan dada kanannya.

Jenazah kedua guru itu telah dibawa ke Toraja, Sulawesi Selatan pada hari Minggu, 11 April 2021 untuk dikebumikan di kampung halaman mereka masing-masing yaitu di Sa'dan Pebulian dan Toyasa Akung.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x