ZONABANTEN.com - Ratna Susianawati Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, prihatin terhadap banyaknya pelibatan perempuan dalam aksi radikalisme dan terorisme.
Dalam sepekan terakhir, masyarakat sudah dikejutkan dengan aksi terorisme dan radikalisme yang terjadi berturut-turut di dua lokasi.
Kedua kejadian itu terjadi di gerbang Gereja Katedral, Makassar dan di Markas Besar (Mabes) Polisi Republik Indonesia (Polri), Jakarta.
Yang menjadi fokus dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) adalah, fakta bahwa keduanya melibatkan perempuan sebagai pelakunya.
Baca Juga: AS Peringatkan China Atas Tindakan Agresifnya Terhadap Taiwan
Menurut Ratna, pelibatan perempuan dalam aksi radikalisme dan terorisme, membuktikan perempuan lebih rentan terjerumus dalam jerat persoalan tersebut.
Untuk itu, Ratna menyarankan upaya pencegahan dari seluruh elemen masyarakat, khususnya melalui penguatan ketahanan keluarga sebagai unit terkecil dan pertahanan pertama dalam masyarakat.
“Adanya fenomena peningkatan pelibatan perempuan dalam aksi radikalisme dan terorisme menunjukan perempuan lebih rentan terlibat dalam persoalan ini.” ujar Ratna pada artikel di situs KemenPPPA.
“Hal ini disebabkan karena faktor sosial, ekonomi, perbedaan pola pikir, serta adanya doktrin yang terus mendorong bahkan menginspirasi para perempuan, hingga akhirnya mereka nekat melakukan aksi terorisme dan radikalisme,” ujar Ratna menambahkan.