Robot Penanam Padi BPP Mektan dan Robot Buatan Institusi Pemerintah Lainnya

- 6 Februari 2021, 10:30 WIB
ILUSTRASI Robot Tanam Padi kreasi Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan).
ILUSTRASI Robot Tanam Padi kreasi Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan). /Dok. BBP Mektan/


ZONA BANTEN - Perkembangan teknologi ikut mendorong kreativitas anak bangsa. Salah satunya adalah pembuatan robot.

Salah satu robot terbaru yang dihasilkan Indonesia adalah robot penanam padi buatan Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BPP Mektan).

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 12/Permentan/OT.010/4/2016 yang diberi mandat nasional sebagai pelaksana teknis dibidang penelitian, perekayasaan dan pengembangan mekanisasi pertanian, standarisasi dan pengujian alat dan mesin pertanian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Pada 4 Februari 2021, Kementerian Pertanian (Kementan) pada instagramnya menyebutkan bahwa robot penanam bibit padi ini dapat berkomunikasi dengan internet of things.

Baca Juga: Pewdiepie Menjadi Vtuber, Beberapa Akun Twitter Tidak Menyukainya

Dengan berkomunikasi melalui internet of things, robot ini dapat menggunakan GPS untuk bergerak secara sendiri.

Robot buatan BPP Mektan ini memiliki spesifikasi seperti berikut:

Kapasitas muat : 24 dapok/angkut.

Jumlah baris tanam mesin robot tanam ini sebanyak 12 row  dengan jarak antar baris 30 cm.

Lebar kerja 1,8 m, dan jarak dalam baris 15 cm.

Kecepatan jalan saat menanam adalah 2 km/jam dengan kapasitas lapang sebesar 0,4 ha/jam (2,5 jam/ha).

Selain robot ini, Indonesia juga sudah membuat banyak inovasi di bidang robotika.

Salah satunya adalah Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) tipe Medium Altitude Long Endurance (MALE) yang diberinama Elang hitam.

Baca Juga: Raih 2 Juta Pengikut dalam 5 Bulan, Youtuber Gawr Gura Kalahkan Kenaikan Pengikut Pewdiepie di Awal Karirnya

Drone ini dibuat oleh Konsorsium Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Ditjen Pothan), Pusat adalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertahanan dan Keamanan (Litbang Hankam), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN), PT. LEN, dan PT Dirgantara Indonesia (DI).

Elang hitam memiliki dimensi sebagai berikut

Panjang: 8,30 m

Bentangan sayap: 16 m

Radius penglihatan: 250 km

Batas ketinggian terbang: 7200 m

Daya tahan operasi: hingga 30 jam

Daya angkut: 300 kg

Baca Juga: Ekspor 33 Ton Manggis dari Padang ke Guangzhou Memakai Pesawat Garuda

PUNA MALE Elang Hitam ini direncanakan untuk digunakan oleh TNI AU. Penggunaannya adalah  untuk membantu mengawasi wilayah NKRI melalui udara, serta mendukung pembangunan industri hankam di Indonesia.

Sementara itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pernah membuat Si-Susan atau Simple Smart UV-C Sanitizer. Robot yang menggunakan UV-C untuk membersihkan ruangan dari bakteria termasuk virus. Robot ini disumbangkan kepada Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin Bandung (RSHS), Rabu 3 Februari 2021.

Selain itu, banyak juga mahasiswa Indonesia yang memenangkan perlombaan pembuatan robot.

Misalnya Tim Robotik Universitas Muhammadiyah Malang yang menjadi pemenang kesatu dan kedua Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest (TCFFHRC) yang diselenggarakan Trinity College Hartford Connecticut, Amerika Serikat, pada 13 hingga 15 April 2019 lalu.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: litbang.pertanian.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x