Selama Pandemi Covid-19, Penanganan HIV AIDS dan Program Kesehatan Lainnya Menjadi Terhambat

- 1 Desember 2020, 13:45 WIB
Poster World AIDS Day atau Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 Desember.
Poster World AIDS Day atau Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 Desember. /Freepik

ZONABANTEN.com - Selama masa Pandemi Covid-19, penanganan masalah HIV AIDS di Indonesia menjadi terhambat.

Bahkan, program-program kesehatan lainnya yang telah dicanangkan pemerintah juga mengalami kendala.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid Senin, 30 Desember 2020 mengatakan, pemerintah Indonesia sendiri sebenarnya telah melakukan banyak hal sepanjang perjalanan HIV AIDS di Indonesia sejak tahun 1987.

Baca Juga: Cara Rumahan Mengatasi Kram Perut saat Menstruasi, Mudah dan Tanpa Obat!

HIV AIDS saat pertama kali ditemukan di Indonesia langsung menjadi program nasional di Kementerian Kesehatan.

Di awal tahun 2012 estimasi orang dengan HIV AIDS di Indonesia ada sekitar 630 ribu.

Estimasi tersebut dinilai cukup baik karena kemudian angkanya turun menjadi 543 ribu di 2018.

Baca Juga: Usai Kontroversi Hina Islam, Kini Presiden Prancis Didemo Ribuan Massa

''Jadi ini merupakan kerja bersama kita dan kerja semua sebagai upaya pencegahan sejak usia remaja, bagaimana mengubah perilaku beresiko seksual, ataupun bagaimana pengobatan dan sehingga seseorang yang terinfeksi HIV/AIDS tidak jatuh pada kondisi terpuruk dan tetap beraktivitas secara normal,'' ujar dr. Nadia.

Tahun 2019, Kementerian Kesehatan bisa melakukan tes khususnya untuk HIV, Sifilis, dan Hepatitis kepada dua juta lebih ibu hamil.

Namun tahun ini kemungkinan terkendala karena  COVID-19.

Baca Juga: 9 Tanda Anda belum Siap Menikah, Salah Satunya karena Masih Merindukan Mantan

Jumlah Ibu hamil yang dites baru pada angka 1,7 juta, di mana dari 1,7 juta ini kurang lebih 0,3% nya positif HIV/AIDS.

Pemerintah berkomitmen untuk berupaya mencegah ibu hamil yang positif HIV/AIDS menularkan kepada anaknya.

Pemerintah sendiri melakukan Langkah awal mencegah anak yang dilahirkan tidak terinfeksi HIV/AIDS melalui Program Aku Bangga Aku Tahu.

Baca Juga: Hari AIDS Sedunia, Pahami Apa Itu HIV AIDS dan Bagaimana Cara Cegah Penularannya

Kemenkes juga berusaha mengurangi stigma dan diskriminasi yang dirasakan orang dengan HIV/AIDS.

dengan program Aku Bangga Aku Tahu, Kemenkes mengajak semua orang untuk mengetahui status HIV/AIDS nya.

''Supaya memastikan pada saat nanti berkeluarga dan kemudian berencana untuk memiliki keturunan dipastikan sudah mengetahui status HIV/AIDS nya,'' kata dr. Nadia menambahkan.

Baca Juga: Ingat! Hindari Mengonsumsi Kopi dan 5 Makanan serta Minuman Ini saat Datang Bulan

Guna mengakhiri penyebaran HIV/AIDS pemerintah melakukan 3 langkah.

Pertama zero infeksi baru, pemerintah akan menekan infeksi baru seminimal mungkin tidak ada kasus baru.

Ditargetkan sebanyak 90% orang dengan HIV/AIDS mengetahui statusnya.

Kedua zero kematian akibat HIV/AIDS, hal ini diukur dari 90% orang dengan HIV/AIDS diobati atau menjalani pengobatan ARV.

Baca Juga: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Positif Covid-19

Ketiga zero diskriminasi, yakni 90% orang dengan HIV/AIDS tidak merasa terdiskriminasi.

Penanganan HIV/AIDS harus menjadi komitmen bersama dan harus dimulai dari pencegahan penyakit menular pada perempuan usia produktif.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Kemkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x