Dosen asal Surabaya Janjikan Nilai A bagi Mahasiswa yang Ikut Aksi Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja

9 Oktober 2020, 13:43 WIB
Demo UU Cipta Kerja, bukan untungkan PDIP atau Demokrat. /ANTARA FOTO

ZONABANTEN.com – UU Cipta Kerja ternyata bisa jadi alat pengukur untuk memberikan nilai suatu mata kuliah di universitas atau kampus.

Setidaknya, ini dilakukan oleh seorang dosen di kota Surabaya.

Seorang dosen dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Umar Sholahuddin, baru-baru ini membuat heboh dengan caranya memberikan penilaian mata kuliah bagi mahasiswanya.

Baca Juga: Apa Iya Medsos Diblokir Pemerintah? Ini Jawaban Menkominfo

Ia  menjanjikan para mahasiswanya yang ikut demontrasi menolak Omnibus Law di Surabaya, Kamis, 8 Oktober 2020 akan diberikan nilai A. 

Dikutip dari rri.co.id, pengumuman tersebut Umar nyatakan lewat unggahannya diakun Facebook pribadinya pada Rabu, 7 Oktober 2020 lalu.

Isi pernyataannya antara lain seperti ini :

"Buat mahasiswa saya yg ikut demo Tolak UU Cilaka bersama buruh tuk mata kuliah Gersos & pembangunan saya kasih nilai A #TolakUUCilaka" tulis Umar dalam unggahannya.

Baca Juga: Alhamdulilaah!! Cek Rekening Anda, BLT Subsidi Gaji Tahap 5 sudah Cair

Setelah dikonfirmasi mengenai unggahannya tersebut, Umar membenarkan akan memberi nilai A kepada mahasiswanya yang ikut demo Kamis, 8 Oktober 2020.

Umar menyebut, ada dua alasan perlunya mahasiswa ikut aksi menolak UU Cipta Kerja.

Pertama UU tersebut berdampak kepada mahasiswa sendiri jika nanti mereka lulus dan bekerja. 

Baca Juga: Oh, Ini Ternyata Perbedaan Aturan Upah UU Cipta Kerja dan UU Ketenagakerjaan

"UU Omnibus Law tidak hanya berdampak bagi buruh, tapi bagi elemen lainnya termasuk mahasiswa saat nanti dia bekerja," katanya.

Alasan kedua, turun aksi untuk menyikapi realitas sosial adalah pembelajaran yang efektif bagi mahasiswa yang merupakan agent of change.  

"Dari pada hanya belajar di kelas atau daring, turun ke jalan menurut saya lebih efektif, agar mereka ikut merasakan perjuangan rakyat," ucap Umar.

 

Meski begitu, ia tetap mengingatkan mahasiswanya untuk tetap menaati protokol kesehatan saat turun jalan. 

"Menjaga jarak dan memakai masker wajib dilakukan saat aksi turun jalan," ujarnya.***

Editor: Bondan

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler